Blogger Template by Blogcrowds.

Eragon (2006)

Cast:
Eragon (Ed Speelers)
Brom (Jeremy Irons)
Arya (Sienna Guilorry)
Galbatorix (John Malkovich)
Shade/Durza (Robert Carlyle)
Voice of Saphira (Rachel Weisz)

Akhirnya, bisa juga nonton Eragon. Gak ada kerjaan di hari pertama tahun 2007, akhirnya gue dan suami gue jalan-jalan ke PIM dengan tujuan nonton.
DI PIM bejubel abg, kaya’nya kebanyakan nonton film Pocong 2, deh.. tapi, please… gue gak akan mau nonton film horror itu. Ngeliat patung Pocong yang dipajang di sebelah posternya aja gue udah merinding.

Tadinya, kita mau nonton filmnya Ben Stiller, Night at the Museum, tapi ternyata tiket jam 16-nya abis, baru ada lagi jam 6 sore. Akhirnya, kita nonton Eragon.

Eragon dibuat berdasarkan novel yang ditulis Christopher Paolini, anak cowok kelahiran tahun 1983 yang doyan sama cerita fantasi. Ceritanya tentang Eragon yang lagi berburu di Hutan Spine nemu batu berwarna biru. Dia gak tau kalo baru biru itu adalah telur naga yang dicari-cari sama Raja Galbatorix yang jahat.

Tibalah saat si naga itu menetas. Gara-gara naga itu – Saphira – Eragon harus kehilangan pamannya yang dibunuh pasukan Galbatorix.

Jadi menurut legenda Alagaeisa, jaman dulu itu, ada penunggang naga yang ketika masa jaya-nya malah berebut kekusasaan. Nah, kekisruhan ini dimanfaatin sama Galbatorix untuk mengambil alih kekuasaan. Jadi dibunuhlah semua naga dan para penunggangnya. Tapi, satu telur berhasil diselamatkan Arya, telur ini lah yang ditemukan Eragon.

Ditemani Brom, Eragon dan Saphira pergi ke Pegunungan Beor, untuk bertemu dengan para pemberontak, Kaum Varden. Di tengah jalan, mereka dicegat sama Ra’Zac, pasukan yang serem dan menggelikan, yang menghalangi jalan mereka.

Seperti biasa, happy ending, meskipun petualangan belum selesai. Eragon dan Saphira berhasil membunuh Shade, penyihir gelap suruhan Galbatorix. Wilayah Varden berhasil diselamatkan.

Emang sih, kalo ngeliat bukunya tebal banget, yang isinya sarat dengan petualangan, ketegangan dan lumayan membuat 'lelah', film ini bisa dibilang 'singkat', hanya 2 jam. Bandingkan dengan Harry Potter dan LOTR yang durasinya bisa sampai 3 jam. Film ini bisa dibilang kurang seru, pertempurannya hanya sedikit. Bagian yang paling menguras emosi, adalah ketika Brom meninggal. Tapi, kalo mau nyari gambar yang indah, seperti film fantasi lainnya, film ini memanjakan mata kita dengan pemandangan yang indah banget.


Dan, gue suka banget liat ekspresi Eragon ketika ngeliat telur naga itu menetas, atau, gimana pas dia pertama kali naik ke punggung naga. Saphira sendiri, naga berwarna biru dan ‘cantik’. Eragon yang tadinya hanya anak remaja yang suka iseng, gemar berburu dan main perang-perangan sama sepupunya, Ron, berubah jadi anak yang begitu dewasa dalam waktu singkat.

Gambar-gambar Eragon lebih ‘berwarna’ dibanding Lord of The Ring. Meskipun beberapa kali ada bagian-bagian yang gelap dan suram, tapi tetap aja lebih membuat yang nonton nyaman, gak merasa muram.

Dan karena pas baca bukunya gue rada susah membayangkan cerita Eragon ini, pas nonton gue hanya bisa comment, “Bagussss banget… gak sabar nunggu film keduanya”.
pernah diposting di justanotherstories

1 comments:

uf, untuk yang satu ini terpaksa aku gak setuju fer, aku gak suka film eragon, maksa banget. Dan aku malah bingung waktu nonton nya, abis karakter2nya kesannya pada sambil lewat aja, kecuali eragon.

6:34 PM, January 24, 2007  

Newer Post Older Post Home