Blogger Template by Blogcrowds.

Freedom Writers (2007)

Cast: Hilary Swank, Patrick Dempsey, Scott Glenn, Imelda Staunton
Director: Richard Lagravenese

Writer: Richard Lagravenese


KELAS 203
Erin Gruwell (Hilary Swank) tidak menyadari apa yang akan dihadapinya saat diterima menjadi guru di Wilson High School. Sebagai seorang fresh graduate, Erin mendapatkan tugas mengajar pertama di Room 203, yang berisi siswa yang sudah “tersingkirkan” dari sistem pendidikan dan dianggap “tidak bisa dididik lagi”. Para remaja yang menjadi murid Erin berasal dari berbagai macam latar belakang rasial, dan mereka semua rentan terhadap kekerasan jalanan dan narkoba.

Sebagai seorang guru muda (23 tahun) yang masih penuh idealisme, Erin berusaha sebisa mungkin untuk menjalankan tugasnya. Dengan berbagai cara, dia mencoba menarik perhatian para siswanya. Cara belajar yang menyenangkan diterapkannya di kelas. Misalnya, untuk mempelajari puisi, dia menggunakan lirik lagu rap. Dia juga memberikan banyak permainan untuk dilakukan di kelas. Perlahan-lahan, saking terobsesinya Erin untuk memajukan pendidikan muridnya, tanpa sadar waktu pribadinya tersita. Untuk membelikan muridnya buku bacaan yang bermutu—karena sekolah tidak bersedia menyediakan buku untuk mereka—dia bersedia mengambil pekerjaan paruh waktu di dua tempat.

Lambat laun, pernikahannya pun menjadi korban, karena suaminya (Patrick Dempsey) tidak tahan ditinggalkan oleh istrinya bekerja mati-matian sepanjang hari. Tapi, Erin tidak menyerah. Terinspirasi pada buku harian Anne Frank, dia menghadiahkan jurnal untuk para muridnya. Dia menugasi mereka untuk menuliskan apa pun yang ingin mereka tulis di dalam jurnal itu. Ternyata, tugas itu betul-betul menginspirasi para muridnya. Dengan jurnal itu, mereka menjadi semakin terbuka, semakin bisa menerima keberadaan teman-teman mereka yang berasal dari berbagai latar belakang, dan Room 203 pun menjadi seakrab sebuah keluarga bahagia. Jurnal itulah yang kemudian dinamakan “The Freedom Writers Diary”.

Sebagai sebuah kisah nyata, film ini sangat menggugah perasaan. Erin Gruwell sendiri hingga sekarang masih menjadi motor dalam Freedom Writers Foundation, sebuah organisasi yang menggalakkan metoda mengajar alternatif.


NONTON BARENG
Freedom Writers ini menjadi film pertama yang dipilih dalam program nonton bareng Keluarga Kutu Buku Gila (yang anggotanya adalah para penjaga loket bioskop norak ini, ditambah para figuran, dan sebagian pemilik bioskop tetangga). Tentu saja yang dimaksud nonton bareng ini bukan duduk bersama dan nonton bersama, tetapi nonton di rumah masing-masing, dan waktunya pun nggak bersamaan, hahahaa. Pokoknya intinya menonton film yang sama, begitu. Alasan kenapa film ini dipilih, tentu saja karena film ini berhubungan dengan buku. Karena kami kan kutu buku yang berdedikasi, gitu lhuwoh (yah, meskipun gila).

Berbagai pendapat tentang film ini pun bermunculan. Ada yang sangat menyukainya, ada yang biasa saja. Memang menyentuh melihat perjuangan Erin Gruwell, tapi kadang-kadang menyebalkan juga melihat kekeraskepalaannya (sampai suaminya kabur begitu), tapi mungkin memang keras kepala merupakan salah satu syarat kesuksesan, ya? Ada yang terharu saat menontonnya, ada yang bosan karena film ini rasanya nggak original (yah, dari segi cerita, silakan dibandingkan dengan Dangerous Minds, Sister Act, atau The Chorus).

Yang jelas, percaya atau tidak, melihat para siswa Erin yang rajin menulis terasa bagaikan lecutan cambuk bagi kami para blogger yang terkadang malas meng-update blog ini, hahaha. Baiklah, silakan saksikan film ini! Atau, buat yang sudah nonton, bagikan pengalaman nontonnya kepada kami. Sudah saatnya para Kutu Buku Gila memikirkan film selanjutnya untuk ditonton bareng. (Hmm, tapi mungkin nanti gantian ya, yang bagian nulis reviewnya, hehehehee ….)

-Loket 1-
Film ini ditayangkan secara serentak di semua Loket Bioskop Norak.

crossposting dari bioskop norak

0 comments:

Newer Post Older Post Home