![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAlEQ4Sz6gmXyYrsZ31bs4m21KX0bKWw3Jg31hWsJRnJcRoUD2weGKSVAuS8yNpzkSRSM17_u6HosDaejorlDRSxqbNr6f3e8My_8YIprkir0FJ5erveHKSgIgBR5TusRm0zQ9/s200/mrbrooks_posterbig.jpg)
Mr. Brooks ternyata memiliki ‘teman imajinasi’, sosok bayangan bernama Marshall (William Hurt). Mr. Brooks mempunyai kecenderungan ‘ketagihan’ membunuh! Marshall inilah yang mendorongnya melakukan pembunuhan yang kemudian dikenal dengan ‘thumbprint killer’. Mr. Brooks menikmati ketegangan ketika melakukan ‘ritual’ pembunuhan.
Di malam setelah acara penganugerahan Man of the Year, Marshall kembali muncul dan membujuk Mr. Brooks untuk melakukan pembunuhan. Padahal, Mr. Brooks sudah berjanji untuk tidak membunuh lagi. Korban kali ini adalah seorang pasangan yang dilihat Marshall di sebuah studio tari. Namun, keinginan untuk merasakan ‘sensasi’ membunuh lebih kuat dari niatnya untuk berhenti.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7vEVbt150PRRAigaWqySCGkiCg_wphV-09urzbq6buujWt6ebOQnMNxyPhuTeQzUDZi714RYyoDIxHFTJNKtI-Z8P1iCGM7RrQDYp7iWAQtuad6V2v36DsRjZLvroVoLCFWXU/s200/kevin_costner1.jpg)
Polisi, yang dipimpin oleh Detectif Tracy Atwood (Demi Moore) berusaha memecahkan misteri pembunuhan itu. Sementara itu, Mr. Brooks merasa tidak tenang karena di malam itu ia melakukan kesalahan kecil tapi sangat fatal.
Benar aja, seorang pemuda bernama Smith (Dane Cook) datang ke kantornya dengan membawa foto-foto yang bisa jadi bukti kalau Mr. Brooks-lah pelaku pembunuhan itu. Tadinya, Mr. Brooks mengira Smith akan memerasnya dengan foto-foto itu, tapi ternyata, Smith malah minta diajak kalau Mr. Brooks melakukan aksinya lagi.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkDe24F0PSDwbvfB-yXrKvG-Q-6wqywLcfu8TQMwNCDOvvHYJvjJYS-oxou9uvemplKxBGnQmJpQQXH9eiPPNxDL6nQbVqaU7zqnHK2Bm0h8EkTJ2W5nTUkk3FH3Zg3aMfINeU/s200/07.jpg)
Masalah Mr. Brooks bukan hanya ‘bersembunyi’ dari polisi. Tapi juga, masalah anaknya, Jane (Danielle Panabaker), yang tiba-tiba saja pulang dan menyatakan keluar dari kuliah yang baru berjalan. Marshall bilang, ada yang disembunyikan Jane. Dan, kepulangan Jane bertepatan dengan kasus pembunuhan di kampus Jane, ditambah lagi, mobil Jane tiba-tiba saja hilang. Polisi datang ke rumah Mr. Brooks untuk menyelidiki kasus itu.
Tiba-tiba saja, Mr. Brooks diliputi ketakutan bahwa ‘penyakit’nya akan menurun ke putri semata wayangnya yang cantik itu. Naluri kebapakannya memaksa Mr. Brooks melakukan sesuatu untuk menyelamatkan anaknya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgRveChALu7vvnTgaLDHkYCkMFrsPHeyHCjvp_31YeHro0cEgZRT00joHvVH_bsf0_ZZ6h51kzQwvrxzWvhFo8Urc5YfAO9-jzgFivsbgCGJWxF0TZuGwrFbtDK6VZmXS2dgYu0/s200/10.jpg)
Sampai akhir cerita, meskipun Tracy melakukan penyelidikan atas kasus pembunuhan yang dilakukan Mr. Brooks, Tracy dan Mr. Brooks tidak pernah bertemu secara langsung.
Udah lama gak liat acting Kevin Costner dan Demi Moore. Film ini di awal agak membosankan dan membuat gue bertanya-tanya, “mau ngapain sih ini film?”, tapi, lama-lama, begitu mulai banyak konflik, jadi seru juga… apalagi pas si Mr. Brooks takut dan khawatir sama anaknya. Film thriller, tapi ada unsur psikologinya.
Labels: Mr. Brooks
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment