Blogger Template by Blogcrowds.

Ketika kecil, Olly (Stuart Towsend) termasuk anak yang kurang bergaul. Ia sering diejek oleh teman-temannya. Hanya satu orang anak yang mau berteman dengannya, Murray (Seth Green). Mereka pun berteman hingga remaja. Mereka berpisah ketika Olly harus melanjutkan kuliah bahasa Inggrisnya di Inggris dan Murray tetap tinggal di Hungaria, tempat tinggal mereka.

Di masa kuliah, Olly berteman dengan James (Steve John Shepherd). Dunia Olly jadi lebih terbuka. James mengenalkannya pada dunia wanita, dunia ‘dugem’ dan pergaulan. Dan ketika Murray datang, Murray mencoba masuk ke kehidupan Olly yang baru, tapi ternyata tidak bisa. Murray pun marah.

Ketika masuk dunia kerja, ternyata tidak mudah bagi Olly. Awalnya Olly berniat untuk jadi penulis, dan bekerja di bidang publikasi. Tapi, ternyata Olly hanya berakhir jadi seorang Personal Assistant seorang perempuan yang dingin, Dina.

Sahabat sejati memang selalu ada ketika susah. Demikian juga dengan Olly. Ketika Olly sedang susah, tidak punya tempat tinggal dan pekerjaan, ternyata Murray lah yang membantunya dan mengajak Olly tinggal bersama di apartemennya.

Suatu ketika, Olly mendapat kabar dari James yang mengundangnya untuk datang ke pesta pertunangannya. Tidak hanya itu, James meminta Olly untuk jadi pendamping pria di acara pernikahannya nanti.

Di pesta pertunangan itu, Olly bertemu dengan seorang perempuan cantik, Olly pun jatuh cinta pada pandangan pertama. Tapi, ia harus menelan kekecewaan ketika tahu perempuan itu adalah Sarah (Amy Smart), tunangan James.

Olly bercerita tentang pertemuan itu dengan Murray dan teman-temannya yang lain. Dan, tanpa diduga teman-temannya mendukung Olly untuk merebut Sarah dari James. Apalagi, mereka tahu, James bukanlah pria baik-baik. James sempat dikenal sebagai playboy ketika masa kuliah.

Murray, yang punya dendam masa lalu dengan James, menyusun rencana untuk membuat Olly selalu bisa bertemu dan berdekatan dengan Sarah. Tidak hanya itu, Murray juga mengatur agar Sarah curiga dan jadi tidak percaya pada James.

Rencana itu hampir berhasil. Sarah berniat membatalkan pernikahan dan putus dari James. Tapi, Olly adalah pria yang ‘lurus’. Ia pun membantu James untuk mengarang surat agar Sarah tidak jadi meninggalkan James.

Tapi, ternyata James tidak pernah berubah. James masih tetap pria brengsek yang dikenal Olly semasa kuliah dulu. Dan, Olly pun akhirnya bertekad membatalkan pernikahan James dan Sarah.

Berhasilkah Olly?

She Always Thought She Was Somebody... And She
Was

Dunia seakan runtuh ketika Georgia Byrd (Queen Latifah) divonis bahwa sisa hidupnya hanya tinggal tiga minggu lagi – empat minggu, kalau ia beruntung. Georgia adalah perempuan yang ceria dan cuek. Bekerja di sebuah departemen store di bagian peralatan masak. Georgia sendiri gemar masak. Ia punya cita-cita untuk membuka sebuah bistro. Dan, ketika mendengar kabar itu, Georgia bahkan sedang jatuh cinta dengan rekan sekerjanya, Sean Matthews (LL Cool J).

Tapi, Georgia tetap tegar. Ia pun mengambil simpanannya di bank. Lalu, ia pun pergi ke Kalvary Vary, kota impiannya dan tinggal di hotel mewah, Grand Pupp. Georgia punya sebuah buku yang berjudul ‘The Book of Possibilities’, di dalamnya ada foto-foto hal-hal yang menjadi impiannya. Dan kota Kalvary Vary adalah salah satu impiannya.

Georgia benar-benar berusaha menikmati saat-saat terakhir dalam hidupnya. Karena tidak puas dengan pelayan di kelas ekonomi dalam penerbangannya ke Kalvary Vary, Georgia pun pindah ke kelas bisnis, lalu, ia menyewa helicopter untuk membawanya ke hotel Grand Pupp karena tidak mau sabar menunggu dalam antrian untuk mendapatkan taksi. Tidak hanya itu, Georgia tidak mau repot-repot menunggu kamar pesanannya selesai dirapikan, ia pun menginap di kamar Presidential Suite. Belanja baju di butik mahal. Mencoba berbagai perawatan di spa. Main ski dan mencoba olahraga berbahaya lainnya... plus mencoba keberuntungan di casino.

Kemunculan Georgia mengundang banyak tanya. Di hotel itu, menginap juga Senator Dillings (Giancarlo Esposito), yang kemunculannya sempat ditunggu di gereja tempat tinggal Georgia di Louisianna. Lalu, ada Matthew Kragen (Timothy Hutton), pemilik department store tempat Georgia bekerja.

Liburan Georgia tidak tanggung-tanggung. Semua takjub melihat Georgia dengan gampang memesan semua menu special Chef idola-nya, Chef Didier (GĂ©rard Dipardieu) yang seharga US$10,000 per porsi. Georgia pun jadi tamu kesayangan Chef Didier. Para pelayan hotel terkesan karena Georgia kerap memberikan tips yang besar.

Tapi, Kragen seperti iri dan tidak terima ketika Georgia berhasil menarik hati teman dekatnya, Ms. Burns (Alicia Witt), bahkan membuat teman dekatnya itu berubah. Kragen berusaha menyelidik latar belakang Georgia. Apakah ia pengusaha, politisi?

Gue suka sama film Last Holiday ini. Paling nggak, film ini mengajarkan kita untuk selalu berpikir positif bahkan dalam keadaan paling buruk pun. Menikmati hidup dengan santai, dan jadi orang yang menyenangkan untuk orang-orang di sekitar kita.

Michael (Zach Braff) dan Jenna (Jacinda Barett) sedang berbahagia, karena Jenna sedang mengandung anak mereka. Usia kehamilannya sudah memasuki bulan ke tiga. Berita bahagia itu disambut dengan suka cita oleh orang tua Jenna. Tapi, rupanya, perubahan itu mempengaruhi pikiran Michael. Michael dihantui perasaan takut akan kehilangan kebebasannya. Namun, perasaannya tidak berubah. Ia tetap akan menikah dengan Jenna.

Di pesta pernikahan teman Michael, ia berkenalan dengan seorang perempuan muda, Kim (Rachel Bilson). Dari sikapnya, Kim jelas-jelas menyukai Michael. Bahkan Kim sempat menawarkan untuk mencatat nomer teleponnya. Tapi, karena Michael gak punya kertas dan bolpoin, Kim hanya bilang jam berapa ia biasa selesai kuliah dan kumpul-kumpul bareng teman-temannya.

Meskipun Michael tahu tidak ada masalah dengan Jenna, tapi, ternyata Michael ‘tergoda’ juga dengan ajakan Kim. Iseng-iseng, di suatu sore, Michael mampir ke tempat Kim kumpul dengan teman-temannya, dengan alasan, “Kebetulan lewat.” Dan, Michael, tanpa ragu-ragu meng-iyakan ajakan Kim untuk menemaninya ke pesta.

Michael bilang ke Jenna, kalau ia akan pergi dengan Chris (Casey Affleck). Sementara Chris sendiri yang dimintai tolong menolak mentah-mentah untuk bohong ke Jenna. Awalnya Jenna tidak tahu rencana Michael. Tapi, ketika ada kabar salah satu ayah teman mereka, Izzy, meninggal, Jenna mencoba menghubungi Chris dan Michael, tapi telepon genggam keduanya tidak aktif. Jenna kaget ketika menjumpai Chris di rumah Izzy. Dan mendesak Chris untuk mengatakan ke mana Michael pergi. Jenna marah besar. Bolak-balik ia menelepon Michael, tapi hp-nya masih gak aktif.

Sementara itu, Michael sedang asyik berpesta dengan Kim. Michael seolah memperoleh kebebasan dan merasa ‘muda’ kembali. Kim sempat mengajak Michael untuk bermalam di tempatnya, bahkan dengan meminta Michael untuk segera meninggalkan kekasihnya. Tapi, Michael masih bisa menolak.

Begitu Michael sampai rumah, Jenna langsung ‘mem-bombardir’ Michael dengan berbagai pertanyaan. Michael tetap keukeuh bilang kalau dia pergi dengan Chris, sampai akhirnya Chris telepon dan bilang, “She knows.” Michael langsung lemes, Jenna makin marah. Ditambah lagi, Kim ternyata nekat telepon Michael. Jenna makin ngamuk. Michael pun diusir dari rumah.

Michael yang lagi kacau, akhirnya menerima ajakan Kim mampir ke tempatnya. Dan, Michael pun bermalam di tempat Kim. Tapi, bagi Michael, Kim hanyalah sebuah ‘kesalahan’. Michael masih terus berusaha membujuk Jenna agar mau menerimanya kembali.

Ternyata bukan hanya Michael yang sedang mengalami ‘krisis’ dalam sebuah hubungan. Ibu Jenna juga mengalami rasa tidak percaya diri karena dirinya mulai menua. Lalu ada Chris, teman Michael, yang sudah lebih dulu menikah dan mempunyai satu anak yang masih bayi, mulai tidak tahan dengan istrinya yang kerap ‘ngomel’.

Masing-masing dari mereka berusaha mencari lagi kebebasan yang mereka rasakan ketika masih single.

Kadang emang orang gak pernah puas dan mensyukuri apa yang udah dia punya. Kehidupan Rebecca (Julianne Moore) dan Tom (David Duchovny) sebenarnya sudah sempurna. Istri cantik, suami juga cakep, anak-anak yang sehat dan lucu. Kehidupan perekonomian juga bisa dibilang cukup baik. Rebecca adalah seorang pemain theater. Sementara, Tom adalah seorang penulis. Kalo orang liat dari luar, mungkin gak akan tahu apa sih yang salah dengan kehidupan mereka.

Tapi, toh, mereka ternyata butuh untuk konsultasi ke penasihat perkawinan mengenai kehidupan mereka. Ternyata, mm… Tom ini bisa dibilang ‘maniac sex’. Dia suka buka-buka porn site, bahkan akhirnya ikutan kelompok diskusi sesama sex addicts. Sementara Rebecca, pengen kehidupan seks yang normal-normal aja… gak berlebihan dan aneh-aneh.

Sikap Rebecca yang ‘dingin’ membuat Tom tak kuasa menolak ogdaan ibu teman sekolah anaknya yang janda. Tom nekat menjalin affair dengan Pamela demi mendapatkan kepuasan yang tidak ia dapatkan dari istrinya.

Rebecca pun merasakan perubahan sikap Tom, dan mulai curiga. Rebecca kecewa dan akhirnya meminta Tom untuk keluar dari rumah untuk sementara waktu.

Lalu, ada lagi pasangan Elaine (Maggie Gyllenhaal) dan Tobey (Billy Crudup) – adik Rebecca. Mereka sudah hidup bersama selama 7 tahun. Tobey yang cuek dan terkadang masih terlihat kekanakan, berbeda banget Ellaine yang serius.

Hubungan mereka berakhir ketika Elaine ingin menikah tapi tanggapan Tobey tidak seperti yang dia harapkan. Setelah dengan Tobey, Elaine sempat menjalin hubungan dengan laki-laki lain yang lebih ‘berprospek’ dari pada Tobey. Tobey yang meskipun sempat dirayu sama teman sekolahnya yang seksi, Faith (Eva Mendez), ternyata sadar kalo dia masih mencintai Elaine dan berusaha merebut Elaine pacar barunya.

Akhirnya, dua pria ini sadar, kalo ternyata selama ini mereka sudah mempunyai wanita yang membuat mereka bahagia. Biasa deh, bagian ini ditunjukkan dengan adegan ‘rayu-merayu’ di tengah keramaian yang membuat orang akhirnya bertepuk-tangan.

Ketika Putri Diana wafat karena kecelakaan di Perancis, seluruh dunia sepertinya menangis dan kaget. Gue inget banget, waktu ada berita kecelakaan Princess Diana ini, gue lagi di Bandung, nonton beritanya di hotel. Mulai dari Dodi Al-Fayeed yang dikabarkan udah meninggal, terus, pas berita Princess Diana dalam keadaan kritis, sampai akhirnya beliau dinyatakan meninggal. Dan pas hari pemakamannya, ada salah satu stasiun tv yang nyiarin langsung prosesinya, kalo gak salah. Malah, ada seorang bapak yang ngarang lagu untuk Lady Di ini. Berita-berita seputar kematian Lady Di juga banyak banget. Mulai katanya karena supir mobilnya mabuk, karena kejaran paparazzi, sampai karena adanya konspirasi politik.

Tapi, kita kaya’nya gak pernah tau, gimana reaksi keluarga istana ketika mendengar berita ini. Nah, film The Queen ini mencoba menyoroti reaksi keluarga istana seputar kematian Putri Diana.

Di awali dengan terpilihnya Tony Blair (Michael Sheen) sebagai Perdana Menteri Inggris yang baru, ia harus mengadakan kunjungan ke istana menemui Ratu Elizabeth II (Helen Mirren). Banyak protokol dan tata cara yang harus dipatuhi. Misalnya harus menganggukkan kepala ketika bertemu Ratu, tidak boleh menampakkan punggung ketika keluar dari ruangan.

Suatu malam, Ratu dikagetkan dengan berita kecelakaan yang dialami Putri Diana. Langsung Ratu Elizabeth dan Pangeran Philips, beserta Ibu Suri (Sylvia Syms), menonton berita di televisi. Pangeran Philips (James Cromwell) terlihat gusar dengan pemberitaan ini. Keputusan Pangeran Charles (Alex Jennings) untuk dating ke Perancis tidak disetujui ibunya, karena menurut Ratu, ini sudah menjadi masalah pribadi, sementara Putri Diana bukan lagi anggota keluarga kerajaan Inggris, dan demi menjaga perasaan anak-anak, yaitu Pangeran William dan Pangeran Harry. Ketika itu, mereka semua sedang berlibur di Istana Balmoral, Scotlandia.

Pangeran Charles akhirnya tetap berangkat ke Perancis, dan membawa pulang jenazah Putri Diana. Pangeran Charles, meskipun sudah bercerai dengan Putri Diana, terlihat amat terpukul. Sementara itu, Ratu Elizabeth belum ada tanda-tanda untuk kembali ke Inggris. Meskipun Tony Blair sudah membujuknya untuk mengeluarkan pernyataan berduka dan mempersiapkan pemakamam People’s Princess ini.

Rakyat Inggris berduka, di depan pagar Istana Buckingham dipenuhi karangan bunga sebagai tanda duka cita. Rakyat juga mulai marah dan kecewa karena ketidakpedulian keluarga istana.

Awalnya, Ratu Elizabeth II tetap keras untuk tidak memberikan pernyataan apa pun, Tony Blair berulang kali membujuknya. Akhirnya, sikapnya mulai melunak. Ia kembali ke Inggris dan memberikan statement yang disiarkan secara langsung.

Ratu Elizabeth II menanggapi semua pemberitaan ini dengan tenang dan hampir tanpa emosi. Ekspresinya yang datar, membuat kita bertanya-tanya, apa sebenarnya yang ada di benaknya dengan semua tekanan ini.

Confetti (2006)

One in three marriages end in divorce
It’s not the
children that suffer…
It’s the wedding industry

--- Antoni
Clarke
Confetti Magazine


Majalah pernikahan ‘Confetti’ mengadakan kompetisi hmmm… ya katakanlah Wedding of the Year. Beberapa kontestan - pasangan calon pengantin- diseleksi untuk dipilih mana ide pesta pernikahan mana yang paling unik dan orisinal.

Terpilihah 3 pasangan calon pengantin, yaitu: Matt (Martin Freeman) dan Sam (Jessica Stevenson), mereka memilih ide pesta yang dengan tarian balet dan musik-musik. Mereka juga ingin mengucapkan janji pernikahan mereka lewat lagu.

Pasangan kedua adalah Isabelle (Meredith MacNeil) dan Josef (Stephen Mangan). Keduanya adalah pemain tennis, karena itu mereka memilih pesta pernikahan yang berbau-bau tennis. Mereka berdua juga termasuk pasangan yang ambisius.

Pasangan ketiga, pasangan yang paling ‘antik’, ‘aneh’, atau ‘unik’ ya? Pasangan ini, Antoni (Jimmy Carr) dan Joanna (Olivia Colman) - menganut paham ‘nudis’. Jadi mereka tinggal di sebuah daerah yang orang-orang di sekitarnya tidak memakai selembar benang pun!! Dan mereka, pastinya, menginginkan suasana pernikahan seperti mereka sehari-hari… alias… hmm… bugil…

Tenang.. ini bukan film porno. Film ini, mungkin seperti bentuk reality show yang bertaburan di televisi.kita. Pemilik majalah Confetti menjadi penutur yang menceritakan proses kompetisi atau kontes ini dari awal. Mulai dari penggodokan ide, seleksi calon peserta yang aneh-aneh, sampai akhirnya penilaian akhir di kompetisi ini.

Setiap pasangan peserta juga diwawancara, tentang diri mereka, tentang ide mereka dan bayangan mereka untuk mewujudkan ide mereka itu.

Untuk membantu mereka, disewalah wedding organizer, yang melontarkan ide-ide menarik yang bisa membantu para calon pengantin mewujudkan impian mereka.

Seperti layaknya persiapan pernikahan, pasti dipenuhi banyak kepala yang ingin menumpahkan semua ide mereka, yang kadang sulit dan gak masuk akal. Contohnya, ya itu.. ide pasangan Antoni dan Joanna untuk tampil nude di depan dewan juri. Ide ini ditentang oleh editor majalah Confetti. Tapi, pasangan tetap bersikeras dengan ide mereka.

Tahap-tahap pemilihan gaun pengantin, mencari pendamping pengantin, bahkan sempat ada pertengkaran di antara keluarga masing-masing.

Tiba pas hari H, ide tiap peserta ditampilkan di panggung. Isabelle dan Josef dengan gaya tennis-nya plus hidung Isabelle yang dipermak karena katanya terlalu ‘mancung’. Lalu, yang paling menghebohkan, tentu saja pasangan Antoni dan Joanna, yang tampil di panggung dengan sedikit dedaunan yang menghias tubuh mereka. Karuan hal ini membuat sang editor mengerutkan kening, apalagi di antara para tamu, ada beberapa dari kalangan mereka yang datang dengan keadaan ‘polos’.

Yang ketiga, yang paling ceria, adalah pasangan Matt dan Sam. Mereka tampil diiringi beberapa penari balet, yang gak hanya dari yang muda-muda, tapi juga ada nenek-nenek yang menari lincah. Matt dan Sam sukses menyanyikan janji pernikahan mereka dengan merdu. Padahal pas latihan, suara mereka gak matching.

Ketiga pasangan ini dinikahkan di panggung. Dan ketika semuanya selesai, semua harap-harap cemas menanti pengumuman pemenang yang akan mendapatkan hadiah rumah.

Gue agak bosen nonton film ini. Entah mungkin karena terlalu banyak ngomong, atau jalan ceritanya yang rada monoton.

Shrek 2 (2004)


Ending Shrek bagian pertama tentu saja “… and they live happily ever after…” Shrek 2 dibuka dengan adegan perjalanan honeymoon Shrek (Mike Myres) dan Fiona (Cameron Diaz) yang romantis.

Ketika mereka kembali ke rumah, datanglah utusan dari Kerajaan Far Far Away, yang mengundang Putri Fiona dan Prince Charming ke acara pesta dansa untuk merayakan Putri Fiona. Kerajaan Far Far Away dperintah oleh Raja Harold (John Cleese) dan Ratu Liliana (Julie Andrews), yang tak lain adalah orang tua Putri Fiona.

Fiona bersikeras untuk datang karena ia percaya ayah ibunya akan menerima dirinya apa adanya. Tapi, Shrek tidak yakin, karena ia tahu ia bukanlah Prince Charming yang ditunggu-tunggu. Dengan terpaksa Shrek menurutu keinginan Fiona.

Pertemuan pertama tidak berjalan mulus. Raja Harold dan Ratu Liliana menerima Fiona dan Shrek dengan senyum yang dipaksakan. Rakyat Kerajaan Far Far Away juga terkejut dengan kehadiran pasangan pengantin baru ini.

Acara makan malam juga berubah jadi arena pertengkaran. Raja Harold mulai menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Shrek. Shrek juga tidak mau mengalah begitu saja. Fiona dan Shrek pun akhirnya bertengkar.

Ketika Fiona tidur, Shrek tidak sengaja menemukan buku harian Fiona dan membacanya. Ternyata sejak kecil, Fiona sudah bermimpi untuk menikah dengan Prince Charming. Shrek kecewa dan sedih.

Sementara itu, Raja Harold resah akan keberadaan Shrek.Ia punya alasan untuk itu. Karena ternyata, Raja Harold punya ‘perjanjian’ dengan Ibu Peri (Jeniffer Saunders), yaitu, akan menikahkan Putri Fiona dengan Prince Charming (Ruppert Everett) yang ternyata anak Ibu Peri. Ibu Peri mempertahankan ‘formula’ kisah dongeng yang selalu berakhir dengan “… happily ever after…”, yaitu pernikahan antara seorang putri cantik dan pangeran tampan.

Raja Harold pun mencari cara untuk menyingkirkan Shrek. Ia mengundang Shrek pada acara perburuan pagi. Tapi, ternyata ia malah memberi petunjuk yang membuat Shrek dan Donkey (Eddie Murphy) tersesat.

Di tengah jalan, Shrek dan Donkey ‘diserang’ oleh seekor kucing yang ternyata sewaan Raja Harold, yaitu Puss in Boots (Antonio Banderas). Akhirnya, kucing berdialek Spanyol ini berpihak pada Shrek.

Shrek mencari cara agar Fiona bahagia. Ia teringat pada kartu nama Ibu Peri yang sempat ditinggalkan ketika menemui Fiona malam sebelumnya. Shrek pun menghubungi Ibu Peri, tapi ternyata Ibu Peri sedang tidak ada di tempat.

Shrek, Donkey dan Puss in Boots pergi ke Pabrik Ramuan Ibu Peri. Tapi, ketika Ibu Peri tidak mau membantu Shrek, mereka memutuskan untuk masuk ke Ruang Penyimpanan Ramuan dan mereka berhasil mencuri ramuan ‘Happily Ever After’.

Kecewa karena setelah minum ramuan itu tidak ada yang berubah, Shrek pun pasrah. Tapi, ketika bangun pagi, Shrek mendapati dirinya berubah jadi pria tampan. Donkey berubah jadi kuda, dan Fiona kembali jadi putri cantik.

Ramuan itu akan bekerja selamanya apabila Shrek mencium Fiona sebelum tengah malam. Shrek bergegas kembali ke istana.

Tapi, ternyata tidak semudah itu. Ibu Peri tahu ramuan Happily Ever After yang hilang, mengatur agar Fiona percaya bahwa Prince Charming adalah Shrek yang sudah berubah.

Di malam ketika acara pesta diadakan, Shrek dan teman-temannya berusaha menggagalkan rencana Ibu Peri dan Prince Charming.

Menjelang tengah malam, Shrek dan Fiona harus memutuskan, apakah ingin tetap tampan dan cantik?, atau, kembali menjadi sepasang ogre?

Forgiving… is giving your hate just a little room in your heart



Kim-Su Jin (Ye-iin Son) bertemu dengan Choi-Chul Soon (Woo-sung Jung) karena sifat pelupanya. Suatu malam, Su-Jin dalam perjalanan pulang, mampir ke sebuah toserba untuk membeli minuman kaleng. Karena sedang melamun, ia justru lupa membawa barang perjalanan. Di tengah jalan, baru ia menyadarinya, dan ia pun kembali ke toko itu. Di pintu toko, ia bertemu dengan seorang pria yang sedang memegang minuman kaleng yang sama dengan yang tadi ia beli. Su-jin mengira pria itu mengambil minumannya, dan tanpa basa-basi, Su-Jin merebut minuman itu dan langsung meminumnya di depan pria itu.

Lagi-lagi karena sifat pelupanya, Su-Jin harus kembali lagi ke toko itu. Kali ini dompetnya yang ketinggalan. Su-Jin harus turun dari bis, karena ia tidak bisa menemukan dompetnya. Sesampainya ia di toko itu, petugas kasir memberikan dompet dan minuman kaleng yang tertinggal. Su-jin sempat kaget dan merasa malu.

Sebenarnya ketika itu Su-Jin tidak dalam kondisi yang baik. Seharian ia menunggu kekasihnya di stasiun. Ia berencana kabur dengan kekasihnya yang sudah beristri itu. Tapi, ternyata kekasihnya tidak pernah muncul di stasiun, dan Su-Jin pun pulang dengan rasa sakit hati dan sedih.

Pertemuan keduanya dengan pria di toko itu adalah di sebuah bangunan di mana ayahnya menjadi kontraktor. Ternyata pria itu, Choi-Chul Soon adalah salah seorang tukang kayu yang ikut bekerja dalam proyek itu. Chul-Soon tergolong pekerja yang tidak mengenal basa-basi. Ia cuek dan tidak peduli apa kata orang tentang deadline.

Su-Jin bertemu lagi dengan Chul-Soon, di tempatnya bekerja. Ketika itu, tempat Su-Jin bekerja memerlukan tukang untuk memperbaiki ruangan yang rusak. Sejak saat itu, Su-Jin memberanikan diri untuk mendekati Chul-Soon.

Mereka pun akhirnya menjalin hubungan yang lebih serius. Tapi, Chul-Soon adalah orang yang cuek dan punya masa lalu yang pahit. Chul-Soon ditelantarkan oleh ibunya dan tidak mau mengakui keberadaannya. Ia bukan orang yan percaya akan komitmen. Tapi, akhirnya, ia pun luluh dan mau menikah dengan Su-Jin meskipun sempat ditentang oleh orang tua Su-Jin.

Tapi, ini bukan akhir cerita dari film ini. Justru dari sinilah cerita dimulai.

Sifat pelupa Su-Jin ternyata bukan sesuatu yang main-main. Su-Jin bukan hanya sekedar lupa pada hal-hal kecil, seperti lupa tanggal atau hari, tapi, ia sudah mulai kadang-kadang lupa jalan pulang ke rumahnya. Bahkan ia pernah lupa kalau dia sedang duduk bersama Chul-Soon.

Su-Jin pun pergi ke dokter dan menjalani serangkaian test. Hasilnya ia divonis terkena penyakit Alzheimer. Padahal ia baru berusia 27 tahun. Su-Jin dan Chul-Soon sangat terpukul dengan hasil test itu. Su-Jin takut bahwa perlahan-lahan ia akan lupa pada Chul-Soon dan kenangan-kenangan indah mereka.

Tapi, Chul-Soon tidak peduli. Di sinilah cintanya diuji. Chul-Soon menempelkan berpuluh-puluh catatan kecil di dekat tempat-tempat yang sering dilihat Su-Jin, misalnya di foto mereka, Chul-Soon menuliskan namanya dan nama Su-Jin.

Semakin lama, kondisi Su-Jin semakin mundur. Su-Jin bahkan terkadang mulai lupa pada sosok Chul-Soon. Ia malah lupa kalau ia sudah menikah. Dan yang paling menyakitkan adalah ketika Su-Jin memanggil Chul-Soon dengan nama mantan kekasihnya dan berkata, “I Love You.” Dengan senyum pahit, Chul-Soon balik membalas, “Me too.” Padahal, selama ini, Chul-Soon tidak pernah berkata ‘I Love You.’


Suatu hari, Su-Jin kabur dan meninggalkan sepucuk surat untuk Chul-Soon. Chul-Soon semakin hancur, dan tak peduli dengan pekerjaan. Dan, lama tak ada kabar dari Su-Jin, tiba-tiba ia menerima surat dari Su-Jin.

Chul-Soon berusaha menemukan di mana Su-Jin berada. Ternyata, Su-Jin ada di sebuah tempat untuk menjalani terapi. Su-Jin sama sekali lupa pada Chul-Soon.

Pelan-pelan, Chul-Soon berusaha membuat Su-Jin ingat kembali pada masa lalunya. Mulai dari wangi-wangian yang dikenal Su-Jin, sampai akhirnya Chul-Soon meminta perawat membawa Su-Jin berjalan-jalan. Ternyata, Chul-Soon sudah menunggu di tempat pertama kali mereka bertemu yaitu di toko tempat Su-Jin membeli minuman kaleng.

Seperti kata Chul-Soon:
“… If you forget everything, I will pop up out of nowhere…
… I’m your memory; I’m your heart…”

I nearly cried when I watched this movie… hiks…

Shrek (2001)

Di sebuah hutan di wilayah Du Loc, hiduplah ogre bernama Shrek (Mike Myres). Tubuhnya besar berwarna hijau dengan telinga mencuat seperti terompet. Shrek lebih suka menyendiri di rawanya. Lagipula orang-orang takut dengan sosok raksasanya dan wajah yang menyeramkan. Bahkan pernah diadakan perburuan ogre berhadiah.

Suatu hari, hutan tempat tinggal Shrek yang biasanya sepi dipenuhi makhluk-makhluk dari kisah dongent. Ada Pinokio, Cinderella, Putri Salju dan seekor keledai yang bisa bicara, Donkey (Eddie Murphy). Ternyata para tokoh dongeng itu diusir dari Du Loc oleh penguasanya, yaitu Lord Farquaad (John Lithgow)

Shrek ingin menemui Lord Farquaad, agar mengusir makhluk dongeng itu. Karena hanya Donkey yang tahu di mana letak istana Lord Farquaad, terpaksa Shrek pergi ditemani Donkey yang cerewet itu.

Sementara itu, di istana Lord Farquaad, sedang diadakan kompetisi untuk memilih ksatria yang bisa menyelamatkan Putri Fiona (Cameron Diaz) yang dikurung di kamar tertinggi di sebuah menara yang dijaga naga. Lord Farquaad berambisi jadi raja, tapi sebelumnya ia harus menikah terlebih dahulu.

Shrek dan Donkey tiba ketika kompetisi akan dimulai. Dengan mudah Shrek mengalahkan penjaga istana yang hendak menghalanginya masuk menemui Lord Faquaad. Lord Faquaad pun mengajukan penawaran. Jika Shrek berhasil menyelamatkan Putri Fiona, maka Shrek akan kembali mendapatkan hutan dan rawanya seperti semula.

Bersama Donkey, Shrek berangkat menuju puri itu. Dalam perjalanan, Donkey terus berusaha menjalin pertemanan dengan Shrek yang cuek dan galak itu.

Mereka berdua tiba di puri yang menyeramkan. Mereka harus melewati jembatan gantung yang dibawahnya menyembur lava panas. Belum lagi ketika sampai di dalam puri, suasana mencekam karena banyak kerangka ksatria-ksatria sebelumnya yang ingin menyelamatkan Putri Fiona. Shrek dan Donkey berbagi tugas. Tapi, belum apa-apa. Donkey harus berhadapan dengan naga yang ternyata malah jatuh cinta sama Donkey.

Shrek berhasil menyelamatkan Putri Fiona, yang kecewa, karena Shrek bukanlah Prince Charming yang ia tunggu. Shrek sempat marah pada Putri Fiona yang enggan bekerja sama. Tapi, dalam perjalanan kembali ke Du Loc, pandangan Shrek terhadap Putri Fiona berubah. Ternyata Putri Fiona bukanlah putri manja, ia tidak segan-segan becanda dengan Shrek. Sikap ini malah membuat Shrek jatuh cinta pada Putri Fiona, dan ternyata Putri Fiona juga diam-diam menyukai Shrek. Tapi, Putri Fiona menyimpan sebuah rahasia, dan karena salah paham, Shrek malah balik membenci Putri Fiona.

Ternyata Putri Fiona adalah seorang putri yang dikutuk menjadi Ogre. Setiap matahari terbenam, wajah cantiknya akan berubah menjadi hijau. Putri Fiona dikutuk sejak lahir, maka itu ia diasingkan oleh orang tuanya ke menara yang dijaga naga. Kutukan hanya bisa dipatahkan oleh ciuman dari cinta sejatinya.

Tapi, gimana kalau cinta sejatinya adalah Shrek?

Dua perempuan jatuh cinta dan patah hati
Dua perempuan mencari cara melupakan untuk melupakan sakit hatinya
Dua perempuan terbang melintasi benua mencari penyegaran
Dua perempuan kembali menemukan cinta.

Iris (Kate Winslet), perempuan asal Inggris dan bekerja di sebuah surat kabar. 3 tahun ia mencintai rekan sekerjanya, Jasper. Tapi, ia harus patah hati ketika Jasper bertunangan dengan perempuan lain.

Amanda (Cameron Diaz) memutuskan kekasihnya, Ethan, yang berselingkuh dengan perempuan lain. Dibanding Iris, Amanda lebih tegar menghadapi rasa sakit hatinya.

Amanda memutuskan untuk pergi berlibur. Ia pun mencari informasi di Google. Amanda memilh Inggris, atau tepatnya Surey sebagai tempat tujuannya. Ia menemukan penawaran dari Iris. Iris menawarkan rumahnya sebagai tempat berlibur. Setelah disepakati, akhirnya Amanda dan Iris saling ‘bertukar’ rumah.

Amanda terbang ke Inggris, dan Iris terbang ke Los Angeles.

Iris begitu bersemangat begitu tiba di LA. Apalagi melihat rumah Amanda yang besar, nyaman dan modern. Iris langsung ‘meng-eksplor’ rumah Amanda, mulai dari dapur, ruang tengah, kamar tidur, ruang nonton tv yang dipenuhi koleksi DVD yang banyak, dan berenang.

Tapi, lain dengan Amanda. Ia sempat mengalami kebosanan. Ia tiba di Surey yang tertutup salju. Taksi yang ditumpanginya menolak mengantarkan sampai ke rumah Iris karena salju tebal yang menutupi jalan. Amanda terpaksa menyeret kopernya sampai di rumah Iris.

Rumah Iris jauh dari pusat kota, rumah khas pedesaan yang sederhana, tapi berkesan hangat. Amanda menyempatkan diri untuk berjalan ke pertokoan di daerah itu. Hampir saja memutuskan untuk kembali ke LA lebih cepat dari yang ia rencanakan kalau saja ia tidak bertemu Graham (Jude Law), kakak Iris, yang kebetulan mampir ke rumah Iris.

Sementara itu, Iris bertemu dengan Miles (Jack Black), seorang music director, teman mantan kekasih Amanda. Sikap Miles yang kocak membuat Iris menyukainya. Tapi, mereka tidak begitu saja saling jatuh cinta, karena Iris masih belum bisa melupakan Jasper, dan Miles juga sudah punya kekasih. Selain Miles, seorang penulis scenario veteran, Arthur Abbot, menemani hari-hari Iris di LA. Iris mendorong Arthur untuk datang ke sebuah acara pemberian penghargaan seumur hidup untuk Arthur.

Balik lagi ke Inggris, liburan Amanda berubah karena adanya Graham. Amanda bahkan berkenalan dengan anak-anak Graham. Graham membuat Amanda enggan kembali ke LA. Mereka jatuh cinta dan sepakat untuk menjalani hubungan jarak jauh.

Ketika liburan berakhir dan mereka harus kembali ke negara masing-masing, kedua pasangan ini dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka harus berpisah dengan orang yang baru saja mereka sayangi dan juga menyayangi mereka. Bahkan Amanda yang sejak umur 15 tahun tidak bisa menangis, menitikkan air mata ketika di dalam taksi menuju airport.

Liburan kali ini memberikan arti lebih dari sekedar ‘bertukar’ rumah.

Di India, keluarga yang punya anak gadis, biasanya akan segera ‘mempromosikan’ anak gadisnya untuk dijodohkan. Dan keluarga yang punya anak laki-laki pun akan mencarikan pasangan yang pas untuk anaknya.

Dalam sebuah pesta pernikahan, Jaya Bakshi (Namratar Shirodkar) bertemu dengan pemuda India yang bermukim di Amerika, Balraj (Naveen Andrews), kedua langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Orang tua Jaya, terutama ibunya tentu saja langsung menyetujui hubungan itu.

Dan dalam pesta itu juga, Lalita Bakshi (Aishwarya Rai) berkenalan dengan teman Balraj, pemuda Amerika, Will Darcy (Martin Henderson). Perkenalan ini tidak berlangsung mulus, karena mereka berdua saling melontarkan pendapat yang sinis. Will adalah pengusaha yang mempunyai sejumlah hotel. Ia berencana membeli tanah di sebuah daerah di India dan mendirikan hotel. Tapi, Lalita berpandangan negatif atas rencana Will.

Tapi, diam-diam, Will memperhatikan Lalita. Dalam sebuah acara di pantai, Lalita didekati oleh Johnny Wickham (Daniel Gillies), yang ternyata adalah anak pengasuh Will sewaktu kecil. Johnny jelas-jelas menunjukkan ketertarikannya pada Lalita, dan membuat Will cemburu. Lalita juga terlihat menyukai Johnny, tapi dalam mimpi, ia malah bermimpi tentang Will.

Suatu hari datanglah kerabat mereka dari Amerika, Kholi Saab (Nitin Ganatra), yang kembali ke India untuk mencari istri. Sebagai anak kedua, Lalita-lah yang akan menjadi jodoh Kholi Saab, karena Jaya sudah menemukan jodohnya. Tapi, Lalita adalah perempuan yang berpikiran modern dan terpelajar. Ia tidak mau menikah dengan orang yang tidak ia cintai. Lalita menolak lamaran Kholi Saab. Mrs. Bakshi kecewa, terlebih lagi ketika Kholi Saab memilih Chandra Lamba, sahabat Lalita, untuk dijadikan istri.

Ketika keluarga Bakshi mendapat undangan ke Amerika untuk menghadiri pernikahan Kholi Saab dan Chandra Lamba, Lalita bertemu kembali dengan Will. Kali ini, cara pandangannya sudah berubah. Lalita pelan-pelan mulai menyukai Will. Tapi, hubungan mereka juga gak berjalan dengan mulus. Lalita mendengar cerita dari Georgina (Alexis Bledel), adik Will, kalau Will pernah berkata hal tidak enak tentang ibu Lalita. Ditambah lagi, Mrs. Darcy tidak menyukai Lalita.

Lalita kecewa dan pulang ke India tanpa pamit dengan Will. Sementara Will juga berusaha mengejar Lalita, tapi sudah terlambat.

Bride & Prejudice ini diadaptasi dari novel Jane Austen yang berjudul Pride & Prejudice. Inti ceritanya adalah tentang pencarian cinta, tapi ditampilkan dengan latar budaya India. Layaknya film India, film ini juga dipenuhi dengan tarian-tarian dan lagu-lagu yang energik (teteuppp.. di tengah hujan, di taman ...), ditambah lagi dengan kostum mereka yang penuh warna. Ashanti juga tampil membawakan sebuah lagu di acara pesta di tepi pantai.

D.O.A adalah sebuah kompetisi untuk menunjukkan siapa petarung yang paling hebat. Sejumlah petarung diundang ke kompetisi ini. Mereka sendiri punya gaya bertarung dengan ciri khas masing-masing dan dengan tujuan pribadi tersendiri.

Princess Kasumi (Devon Aoki), adalah seorang pewaris takhta di sebuah kerajaan di Jepang. Dia bertekad pergi meninggalkan kerajaan meskipun harus diasingkan dan diancam mati karenanya. Dengan gaya bertarungnya yang anggun, Princess Kasumi mendapat undangan untuk ikut dalam D.O.A. Ternyata, kakak Princess Kasumi, Hayate, dulu juga salah satu kontestan dalam kompetisi itu. Tapi, Hayate tidak pernah kembali. Misi Kasumi adalah untuk menemukan Hayate yang sudah dinyatakan meninggal itu.

Kontestan kedua, adalah Tina Armstrong (Jaime Pressly). Tina adalah seorang pegulat professional. Tujuannya ikut dalam kompetisi ini untuk membuktikan kalau dia memang punya kekuatan dan kemampuan untuk bertarung, bukan sekedar pura-pura a la SmackDown.

Kontestan lainnya, adalah Christie Allen (Holly Vallance), pencuri yang hampir saja tertangkap oleh polisi Hong Kong. Rekannya sesama pencuri, Max (Matthew Marsden) juga ikut diundang dalam kompetisi yang berhadiah 10 juta us dollar itu. Mereka berdua berencana untuk membobol brangkas yang dimiliki penyelenggara kompetisi ini.

Penyelenggara kompetisi ini adalah Donovan (Eric Roberts) yang punya tujuan untuk mengumpulkan para petarung terkuat dan dengan teknologi tersendiri, ia punya rencana jahat untuk ‘mendownload’ kekuatan mereka dan menjualnya kepada negara-negara yang tertarik. Rencana ini tidak diketahui oleh para kontestan.

Kontestan lainnya selain 3 cewek-cewek seksi tadi, adalah Hayabusha (Kane Kosugi), pengawal Princess Kasumi, Helena (Sarah Carter) – putri almarhum salah satu penggagas kompetisi ini.

Kompetisi berlangsung di sebuah pulau di cina. Sebagai ujian awal, para kontestan harus terjun dari pesawat menuju pulau itu. Kasumi, Tina dan Christie sempat nyasar, dan inilah awal pertemanan mereka.

Dan di hari-hari berikutnya, mereka harus bertarung dengan lawan yang sudah dipilih oleh komputer. Tidak ada senjata yang boleh dipergunakan dalam pertarungan ini, mereka hanya boleh menggunakan kemampuan tubuh mereka sendiri. Yang kalah harus pulang, yang menang akan terus melaju ke babak selanjutnya.

Di sela-sela kompetisi, misi mereka masing-masing juga berjalan. Kasumi dibantu Hayabusha berusaha mencari tahu keberadaan Hayate. Kasumi juga diikuti oleh Ayane (Natassia Malthe), pesuruh kerajaan, untuk membunuhnya. Lalu, Christie dan Max yang menyusun rencana bagaimana menjebol brangkas. Tina yang harus bertarung dengan ayahnya sendiri dan menghadapi Zack, salah satu kontestan yang gemar menggodanya.

Ketika tinggal empat kontestan semifinalis, Donovan mulai menjalankan rencana busuknya. Kasumi, Tina, Christie dan Hayabusha berhasil ditangkap, kekuatan mereka ‘diserap’. Donovan menggunakan kacamata yang bisa memprediksi kekuatan lawan.

Gue gak nyangka bakal menikmati film action satu ini. Film action adalah salah satu jenis film yang gak terlalu gue sukai karena terlalu banyak kekerasan. Tapi, yang ini beda. Rada ‘sinis’ juga waktu liat poster filmnya. Gue pikir film ini hanya sekumpulan cewek-cewek seksi yang doyan berantem. Yang kebayang di otak gue adalah film V.I.P sama Barb Wire yang dua-duanya dibintangi Pamela Anderson. Tapi, ternyata film ini asyik juga. Karena gak banyak senjata bertebaran di film ini. Favorit gue Princess Kasumi.

D'Bijis (2007)

The Bandits adalah band rock yang lumayan nge-top di akhir tahun 80-an. Tapi, belum sempat masuk dapur rekaman, band ini terpaksa bubar. Di konser terakhir, vokalis mereka, Bonnie (Darius Sinathrya) tampil dalam keadaan mabuk dan jatuh pingsan di panggung.

13 tahun kemudian, Asti (Rianti Carthwright), adik Bonnie, berusaha menyatukan para personilnya dan menghidupkan The Bandits kembali. Bonnie ternyata sudah meninggal karena Hepatitis C.

Mulailah Asti mendatangi mantan personil The Bandits satu-persatu. Mereka sudah punya kehidupan sendiri yang jauh dari hingar-bingar dunia hiburan.

Damon (Tora Soediro) – gitaris – menjadi bartender di sebuah bar dangdut. Awalnya Damon pesimis dan enggan bergabung kembali dengan The Bandits. Penampilannya masih a la rocker – rambut gondrong, bertato dan jeans robek-robek.

Mereka berdua mendatangi Gendro (Indra Birowo), pemain druma. Gendro tidak lagi gondrong dan berantakan, malah ia berpenampilan rapi seperti pekerja kantoran. Gendro sudah menikah. Rumah tangganya kerap diisi dengan pertengkaran dengan istrinya yang galak. Ia sekarang menjalani usaha MLM. Dengan bersemangat, Gendro mau bergabung dengan Damon dan Asti agar bisa jauh dari istrinya yang pemarah.

Selanjutnya, Asti dan Damon mencari Solja (Ruli Lubis), pemain keyboard di kawasan Pecinan. Tapi yang mereka ditemui adalah sosok laki-laki yang hanya duduk di depan tv sambil makan, dan tidak menyahut ketika disapa.

Kejutan buat mereka bertambah ketika mencari Bule. Bule benar-benar tidak seperti Bule yang mereka kenal dulu. Ternyata Bule sudah ‘berubah’ menjadi Yanti dan mangkal di Taman Lawang. Membujuk Bule untuk bergabung juga tidak mudah, karena ia harus minta iji dengan Mas Anang-nya (Arawin Pepinte) – ‘suami’nya.

Akhirnya, mereka bisa berkumpul dan berlatih kembali. Tapi, ternyata gak semudah itu menghidupkan The Bandits kembali. Selain udah gak ada ‘feel’ di antara mereka, The Bandits gak punya vokalis. Maka mereka pun mengadakan audisi yang hasilnya gagal. Lalu, kerap terjadi pertengkaran di antara mereka – Bule yang menuduh Damon mau jadi leader, Asti yang meminta aransemen musik dirubah, atau Damon yang sering bersikap sinis. Belum lagi masalah pribadi mereka masing-masing – Bule yang kangen dengan Mas Anang-nya, Gendro yang baru tahu istrinya hamil, serta Asti yang dulu ternyata pernah naksir Bule dan Damon yang diam-diam suka sama Asti.

Kenangan masa lalu dan bayangan Bonnie membuat mereka mengalahkan ego masing-masing dan bersatu.

Darius di film ini hanya muncul sekilas-sekilas. Gue paling suka tokoh Bule, rocker tapi ganjen. Indra Birowo, mmm… lumayanlah memerankan rocker yang biasanya garang tapi berubah jadi pria takut istri. Tora Soediro… rada gak cocok dengan rambut gondrongnya, ketolong dengan tato dan badannya yang gede.

Bagian favorit gue adalah adegan pas Damon dan Gendro ketemu Bule lagi, sama adegan nyanyi-nyanyi ‘norak’ Bule alias Yanti sama Mas Anang yang bergaya seperti Krisdayanti dan Anang yang jadi ‘panutan’ mereka. Mas Anang ini mirip banget sama Anang yang asli.

Photo source: www.dbijis.com

Elizabeth Masterson (Reese Witherspoon), adalah seorang dokter yang mendedikasikan hampir seluruh waktunya di rumah sakit. Dia gak peduli kalo dia udah 26 jam di rumah sakit, belom makan, dan belum istirahat. Karena cape’nya, dia sesekali tertidur di ruang istirahat.

Satu malam, Elizabeth sedang dalam perjalanan menuju rumah kakaknya untuk acara makan malam dan juga ‘blind date’ yang diatur sang kakak, Abby (Dina Spybey). Karena gak ada waktu untuk bergaul, Elizabeth bahkan gak punya pacar. Tapi, tidak pernah ada makan malam untuk Elizabeth, karena Elizabeth mengalami kecelakaan. Dan ia pun mengalami tidur panjang alias koma.

David Abbot (Mark Ruffalo), seorang arsitek pertamanan, sedang mencari apartemen. Belum ada apartemen yang cocok di hatinya. Tapi, tiba-tiba, selembar kertas melayang jatuh di dekatnya. Isi kertas itu adalah penawaran apartemen Elizabeth untuk disewa. David langsung jatuh cinta dengan apartemen itu. Dia pun pindah ke sana.

Tapi, suatu malam, Elizabeth ‘muncul’ di apartemen itu. Keduanya sama-sama kaget. David mengira Elizabeth adalah penyusup di apartemennya, sedangkan Elizabeth juga berpikiran sama, dia gak sadar kalo dia sedang dalam keadaan koma. Elizabeth baru sadar dia sebenarnya sedang ‘melayang’ ketika dia dia bisa memegang telepon, dan berjalan menembus dinding.

David gak percaya sama Elizabeth. Bahkan dia pergi ke toko buku yang menjual berbagai buku tentang arwah, memanggil orang untuk ‘mengusir’ Elizabeth, tapi Elizabeth tetap ada. David berkonsultasi dengan Darryl (Jon Hedder), penjaga toko buku, yang meyakinkan agar David percaya akan sosok Elizabeth. Meskipun Darryl tidak bisa melihat Elizabeth, dia bisa merasakan aura Elizabeth.

Elizabeth sendiri tidak ingat siapa sebenarnya dirinya. Dia gak tau apa yang terjadi sama dirinya. Sampai suatu hari, ketika sedang berjalan-jalan dengan David, mereka masuk ke sebuah restoran. Di restoran itu tiba-tiba ada laki-laki yang pingsan. Secara refleks, Elizabeth memberikan instruksi pada David untuk menolong laki-laki itu. Barulah Elizabeth sadar kalau dia adalah seorang dokter.

Dia datang ke rumah sakit tempatnya bekerja. Dan menemukan dirinya sedang terbaring tak sadarkan diri dalam keadaan koma. Elizabeth melihat kakaknya, Abby menjenguknya. Dan Dr. Rushton (Ben Shenkman) memberitahukan bahwa sudah saatnya diambil tindakan selanjutnya karena Elizabeth sudah terlalu lama koma. David berusaha mencegahnya dengan berbicara dengan Abby. Tapi, tetap tidak ada yang percaya dengan David.

Elizabeth pasrah menunggu saat akhir dirinya. Tapi, David tidak tinggal diam. Dia meminta bantuan temannya, Jack (Donal Logue), untuk ‘membawa’ Elizabeth keluar dari rumah sakit. Semua ini dilakukan, karena David menyadari dirinya jatuh cinta pada Elizabeth.

Sebelum nonton film ini, gue udah pernah baca bukunya, ‘If Only It were True’ karangan Marc Levy. Hmm.. ada banyak yang beda antara isi buku sama filmnya.

Pertama, kalo di film Elizabeth lupa sama kejadian yang menimpanya, di buku, Elizabeth-lah mengajak David ke rumah sakit, agar percaya kalo dia lagi koma.

Kedua, di buku, kehidupan David diceritain lebih detail, seperti tentang hubungannya dengan ibunya dan kebun mawar warisan ibunya.

Ketiga, kalo di film, David gagal ‘menculik’ Elizabeth dari rumah sakit, di buku, David sukses membawa Elizabeth ‘bersembunyi’ di rumah peninggalan ibu David.

Keempat, di buku, Ibu Elizabeth-lah yang setia menjaga anaknya, kalo di film kan, Abby yang muncul sebagai sosok pendamping.

Kelima… nama tokoh di buku & film beda. Elizabeth = Lauren; David = Arthur.

Tapi, film sama bukunya sama-sama bagus dan ‘romantis’… pas banget ditonton lagi hujan-hujan.. hehehe..

Newer Posts Older Posts Home