Shahnaz (Poppy Novia), berubah menjadi remaja yang cuek dan pemberontak semenjak ayahnya (Roy Marten) meninggal dunia. Ia merasa ikut ‘andil’ dalam kejadian itu. Karena di pagi hari sebelum ayahnya meninggal, Shahnaz pulang pagi setelah dugem dan berpura-pura sedang berolahraga, buntutnya ia mengajak ayahnya untuk lari pagi. Setelah acara lari pagi itu, ayahnya kena serangan jantung.
Delapan bulan sejak kejadian itu, Shahnaz dikejutkan dengan pemberitahuan ibunya (Ira Wibowo), bahwa ia akan menikah lagi dengan seorang laki-laki bernama Thomas (Zaldi Nurzaman) yang selama ini dikenal sebagai teman ibunya.
Karena marah, Shahnaz nekat kabur dari rumah. Tujuannya menyusul pacarnya, Mika (Marcell Anthony) yang sedang mendaki gunung Merapi. Sesampainya di Yogyakarta, Shahnaz tidak bisa menghubungi Mika. Uang tinggal sedikit, tidak cukup untuk menyewa kamar yang murah sekali pun. Akhirnya, Shahnaz berkeliling-keliling tanpa tujuan.
Shahnaz pun ‘terdampar’ di sebuah daerah lokalisasi di Yogyakarta. Tiba-tiba ada preman yang mengganggunya, Shahnaz pun lari dan ia ditolong oleh seorang PSK bernama Ningsih (Dina Olivia). Ningsih kasihan pada Shahnaz dan mengajaknya untuk tinggal bersama di rumah kost-nya. Kepada induk semang dan para tetangga sekitar, Ningsih mengaku bekerja sebagai dosen kelas malam.
Shahnaz juga berkenalan dengan seorang pengamen bernama Parno (Dwi Sasono), pemuda polos yang pernah menjadi kekasih Ningsih selama ‘4 jam’! Parno mengajak Shahnaz berkeliling Yogyakarta. Mulai dari jalan-jalan keliling naik sepeda sampai menonton balap siput.
Lama-lama, kesederhanaan Parno membuat Shahnaz jatuh cinta. Parno juga ternyata menyukai Shahnaz dan mengajak Shahnaz ‘kencan’. Sepulangnya dari jalan-jalan, ternyata Mika sudah menunggu Shahnaz dan mengajaknya pulang. Pengakuan Shahnaz tentang siapa Parno kepada Mika membuat Parno kecewa.
Masalah lain, adalah Ningsih dan Parno yang ternyata masih saling menyukai, tapi gengsi.
Film ini bergenre ‘comedy-romantic’, tapi, kita gak bakal diajak ketawa ngakak, sedikit senyum-senyum aja. Filmnya sederhana. Yang agak berlebihan, waktu Ningsih diusir dari rumah kost-nya, seluruh tetangga mukulin Ningsih dan Shanaz, main hakim sendiri. Yang paling ‘manis’ di akhir cerita. Yang pasti, film ini mengingatkan gue waktu honeymoon di Yogya bulan November 2006. Gue dan suami ketawa-tawa ngeliat KFC di Malioboro, tempat kita makan, gak jadi lesehan gara-gara hujan, tampak sekilas di film ini.
Delapan bulan sejak kejadian itu, Shahnaz dikejutkan dengan pemberitahuan ibunya (Ira Wibowo), bahwa ia akan menikah lagi dengan seorang laki-laki bernama Thomas (Zaldi Nurzaman) yang selama ini dikenal sebagai teman ibunya.
Karena marah, Shahnaz nekat kabur dari rumah. Tujuannya menyusul pacarnya, Mika (Marcell Anthony) yang sedang mendaki gunung Merapi. Sesampainya di Yogyakarta, Shahnaz tidak bisa menghubungi Mika. Uang tinggal sedikit, tidak cukup untuk menyewa kamar yang murah sekali pun. Akhirnya, Shahnaz berkeliling-keliling tanpa tujuan.
Shahnaz pun ‘terdampar’ di sebuah daerah lokalisasi di Yogyakarta. Tiba-tiba ada preman yang mengganggunya, Shahnaz pun lari dan ia ditolong oleh seorang PSK bernama Ningsih (Dina Olivia). Ningsih kasihan pada Shahnaz dan mengajaknya untuk tinggal bersama di rumah kost-nya. Kepada induk semang dan para tetangga sekitar, Ningsih mengaku bekerja sebagai dosen kelas malam.
Shahnaz juga berkenalan dengan seorang pengamen bernama Parno (Dwi Sasono), pemuda polos yang pernah menjadi kekasih Ningsih selama ‘4 jam’! Parno mengajak Shahnaz berkeliling Yogyakarta. Mulai dari jalan-jalan keliling naik sepeda sampai menonton balap siput.
Lama-lama, kesederhanaan Parno membuat Shahnaz jatuh cinta. Parno juga ternyata menyukai Shahnaz dan mengajak Shahnaz ‘kencan’. Sepulangnya dari jalan-jalan, ternyata Mika sudah menunggu Shahnaz dan mengajaknya pulang. Pengakuan Shahnaz tentang siapa Parno kepada Mika membuat Parno kecewa.
Masalah lain, adalah Ningsih dan Parno yang ternyata masih saling menyukai, tapi gengsi.
Film ini bergenre ‘comedy-romantic’, tapi, kita gak bakal diajak ketawa ngakak, sedikit senyum-senyum aja. Filmnya sederhana. Yang agak berlebihan, waktu Ningsih diusir dari rumah kost-nya, seluruh tetangga mukulin Ningsih dan Shanaz, main hakim sendiri. Yang paling ‘manis’ di akhir cerita. Yang pasti, film ini mengingatkan gue waktu honeymoon di Yogya bulan November 2006. Gue dan suami ketawa-tawa ngeliat KFC di Malioboro, tempat kita makan, gak jadi lesehan gara-gara hujan, tampak sekilas di film ini.
Labels: Indonesia, Mengejar Mas-Mas
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
fer, yg ini keren templatenya.. header juga asik
Anonymous said...
9:56 PM, October 03, 2007
Iya cakep nih.
Kelinci
Kelinci said...
7:05 AM, February 17, 2017