Blogger Template by Blogcrowds.

Mother. Daughter. Grandmother. In this family, attitude
doesn't skip a generation


Gak ada liburan musim panas kali ini buat Rachel (Lindsay Lohan). Lily, ibunya (Felicity Huffman) memutuskan untuk membawa Rachel ke rumah neneknya, Georgia (Jane Fonda) untuk ‘meluruskan’ kelakukan anaknya yang nakal itu. Meskipun sebenarnya, Lily sendiri enggan untuk kembali datang ke rumah masa kecilnya itu. Lily sendiri punya masalah dengan kebiasan minumnya.

Rachel anak yang cuek… mulai dari gaya dandan, tingkah laku sampai bahasa yang kadang ‘ajaib’. Di tengah jalan, terjadilah pertengkaran antara ibu dan anak. Rachel memutuskan untuk berjalan kaki menuju kota kecil di Idaho tempat nenek Georgia tinggal. Dengan cueknya, karena lelah, Rachel tidur di bawah papan nama kota Idaho. Harlan (Garrett Hedlund), cowok setempat menemukan Rachel yang lagi tidur.

Karena di kota kecil itu semua saling kenal, Rachel juga langsung dikenal orang. Georgia punya peraturan sendiri di rumahnya dan ia berharap Rachel juga bisa mematuhinya. Ia meminta Rachel bekerja di tempat Dr. Simon Ward (Dermot Mulroney), yang ternyata adalah pacar lama ibunya.

Gaya cuek Rachel sempat menimbulkan kekhawatiran di antara cewek-cewek di kota kecil itu, apalagi June, pacar Harlan. Dan, dengan terang-terangan, Rachel menunjukkan sikap ingin bermain-main dengan Harlan.

Ternyata, di balik sikap cueknya itu, Rachel menyimpan rahasia besar yang bisa menghancurkan rumah tangga Lily dan ayah tiri Rachel. Dan, tanpa maksud bikin heboh, Rachel menceritakan hal itu ke Dr. Simon. Dr. Simon yang khawatir cerita ke Georgia yang langsung cerita ke Lily.

Lily agak tidak percaya dengan cerita Rachel, karena toh, Rachel selama ini selalu bohong tentang segala hal. Lily bingung, harus lebih percaya sama suaminya atau sama anaknya. Akhirnya, Lily pun balik ke kebiasaan mabuknya.

Yang gue suka, selain gaya Lindsay Lohan yang cuek tapi keren itu, adalah Jane Fonda. Perannya sebagai nenek Georgia yang funky asyik banget. Waktu Lily pengen mabok karena depresi berat, akhirnya dengan sembunyi-sembunyi biar gak ketauan tetangganya, Georgia beliin berbotol-botol minuman keras, dan begitu Lily puas, semua botol-botol itu langsung dibuang. Atau, Georgia punya peraturan yang ketat: gak aka nada makanan kalo udah lewat jam makan dan harus nyuci piring sendiri,

Optimus Prime: Before time began, there was... the cube. We know not where it comes from, only that it holds the power to create worlds and fill them... with life. That is how our race was born. For a time we had lived in harmony, but like all great power, some wanted it for good... others, evil. And so, began the war. A war that ravages our planet until it was consumed by death. And the cube was lost to the far reaches of space. We step in across the galaxy hoping to find it and rebuild our home. Searching every star. Every world. And just when all hopes seem lost; message of a new discovery took us to an unknown planet called... Earth. But we were already too late.

Sebetulnya, gue males banget nonton film ini. Gak suka sama robot-robotan, yang pastinya gue gak ngerti jalan ceritanya karena gak familiar… tapi, suami gue maksa pengen nonton film ini karena minggu lalu dia udah nurutin gue buat nonton Harry Potter. Terlepas dari jalan cerita yang gak terlalu ‘kena’ di otak gue, ternyata, action para robot itu keren juga… Tapi, gue lebih suka ngeliat pesawat tempur yang berterbangan plussss… si kaptern Lennox (Josh Duhamel) yang cakep itu… Huehehee…

Jadi ceritanya, ada sebuah planet antah berantah yang namanya Cybertron yang sedang kacau gara-gara pertempuran antara kubu robot yang baik dengan pimpinan Optimus Prime (voice: Peter Cullen) dengan robot jahat pimpinan Megatron (voice: Huqo Weaving). Buntut dari perseteruan itu, adalah pencarian sebuah kubus bernama Allspark yang dipercaya memiliki kekuatan besar. Tentu saja, kelompok robot baik berusaha menemukan kubus itu biar gak dimanfaatkan untuk hal yang bener sama kelompok jahat.

Allspark ternyata terlempar ke Bumi di sebuah tempat tertentu. Megatron berusaha mencarinya, tapi ternyata terjebak di dalam es di Kutub Utara. Suatu hari, Megatron ditemukan oleh sekelompok penjelajah yang dipimpin oleh Kapten Archibald Witwicky, yang secara gak sengaja mengaktifkan tombol-tombol tertentu yang kembali membangkitkan Megatron. Ternyata, koordinat kubus itu berada ‘tercetak’ di kacamata Kapten Witwicky yang retak.

Setting berpindah ke masa depan. Markas tentara Amerika di Qatar disusupi pesawat tak dikenal. Dan tiba-tiba aja, si pesawat itu berubah jadi robot dan membuat tentara Amerika kocar-kacir dan panic, karena si robot bukan hanya menghancurkan tapi juga menyedot data-data rahasia. Sebagian tentara yang selamat segera mencari bala bantuan. Tapi, ternyata, si robot ini susah dimatikan, karena biar udah ditembak, dibom, tapi tetap aja masih aktif.

Sementara itu di Amerika, seorang anak cowok yang sering jadi bahan ejekan teman-temannya, Sam Witwicky (Shia LaBeouf), berhasil mendapatkan nilai A untuk seluruh mata pelajarannya, sebagai imbalan dan untuk memenuhi janjinya, ayah Sam membelikan Sam mobil pertamanya. Di tempat jual mobil bekas, tiba-tiba aja ada mobil Camero kuning yang nyelonong masuk, lalu tau-tau masang radio sendiri dan Sam langsung jatuh cinta sama si Kuning ini.

Suatu malam, Sam ngeliat mobilnya jalan sendiri dan berubah jadi robot. Bersama cewek yang ditaksirnya, Mikaela Banes (Megan Fox), Sam terlibat aksi kejar-kejaran dengan Megatron demi menyelamatkan kubus Allspark. Mobil Sam, ternyata bernama Bumblebee, anak buah Optimus Prime. Sam berkenalan dengan Optimus Prime dan robot-robot yang lain.

Megatron yang bangkit kembali bertemu dengan musuh lamanya. Terjadi aksi pertarungan antara para robot, yang melibatkan tentara perang Amerika.

Yang keren sih buat gue, adalah robot-robot yang mengambil bentuk mobil, pesawat tempur, helicopter, tank. Yang begitu mereka mau jadi robot atau sebaliknya, kaya’nya mereka tinggal ngelipet-lipet badan mereka… lalu jadilah robot yang besarrrrr… tapi lincah, karena bisa lompat di gedung-gedung tinggi.

Departemen Pertahanan FBI dibikin panik karena tiba-tiba computer mati. Ternyata, ada sekelompok hacker yang berhasil menjebol bagian-bagian vital dari pemerintahan Amerika. Password hasil ‘jebolan’ hacker itu ‘dijual’ kepada sekelompok teroris. Tapi, ternyata, para hacker itu pun dibunuh oleh mereka untuk menghilangkan jejak.

Hanya tersisa satu hacker yang masih hidup, yaitu Matt Farrell (Justin Long). John McClane (Bruce Willis) ditugaskan untuk menjemput Matt di apartemennya. Di malam yang sama, ternyata kelompok teroris itu juga mengincar Matt. Ternyata urusan John tidak hanya selesai dalam hal jemput-menjemput. John harus melindungi Matt agar bisa sampai ke markas Departemen Pertahanan.

Sementara itu, FBI dibuat semakin kalang kabut, karena para hacker semakin menguasai sistem komputer mereka. Tiba-tiba saja alarm bahaya anthrax berbunyi. Semua pegawai diminta keluar. Lalu, lampu lalu lintas dibuat kacau balau sehingga terjadi kecelakaan dan kemacetan yang hebat.

Menurut Matt, ada tiga tahap untuk mengacaukan keadaan, yang terakhir adalah mematikan aliran listrik. Selain itu, mereka juga memutuskan sarana komunikasi, sehingga semua line telephone mati.

Tujuan para teroris adalah uang… itu tujuan akhirnya. Tapi, sebenarnya, pimpinan teroris itu, Thomas Gabriel (Timothy Olyphant) berniat untuk balas dendam. Dulu, ia juga merupakan salah satu anggota FBI, ia pernah menunjukkan bahwa system keamanan computer di FBI termasuk lemah, tapi, tidak ada yang mau percaya dan memberi kesempatan bagi Gabriel untuk memperbaiki system itu.


Aksi para teroris benar-benar direncakan dengan rapi dan penuh perhitungan. Mereka menyamar jadi petugas lalu lintas dan mengambil alih semua sarana telekomunikasi.

Aksi tembak-tembakan, tabrak-menabrak mobil (bahkan helicopter) menghiasi film ini. Seru dan menegangkan juga sih. Tapi, dari dulu gue emang gak terlalu suka sama seri film Die Hard ini… tapi… ini hanya pendapat gue sebagai orang yang gak terlalu suka sama film action. Abis… udah berdarah… udah terkilir… udah segala macam deh… si John McClane masih aja bisa kebut-kebutan pake trailer… malah pake bikin pesawat tempur meledak… hehehe… Bruce Willis di sini keliatan udah tua bener….

Harry Potter (Daniel Radcliffe) nyaris dikeluarkan dari Hogwarts karena menggunakan sihir di depan muggles. Padahal, hal itu terpaksa dilakukan Harry, ketika ia dan Dudley tiba-tiba diserang Dementor. Harry pun mengeluarkan mantra ‘perfecto patronum’. Dudley jadi ‘bego’ mendadak dan Harry mendapatkan ‘howler’ dari Kementerian Sihir. Harry pun harus diadili di Kementerian Sihir. Untung aja, ada Dumbledore yang jadi pembela Harry, maka Harry lolos dari hukuman.

Malam hari, Harry yang setiap tidur selalu diganggu mimpi buruk sejak kematian Cedric Diggory, dijemput oleh Profesor Moody dan teman-temannya. Harry diajak ke sebuah rumah yang ternyata adalah rumah Sirius Black yang jadi markas besar The Order of Phoenix, sebuah perkumpulan yang terdiri dari orang-orang yang melawan Voldemort.

Tahun ajaran baru ditandai juga dengan kedatangan guru baru untuk Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam, yaitu Dolores Umbridge (Imelda Staunton), yang merupakan salah satu anggota di Kementerian Sihir. Ternyata, Kementerian Sihir mulai ‘campur tangan’ dalam urusan pendidikan di Hogwarts, karena mereka di sana tidak percaya dengan kembalinya Voldemort.

Kedatangan Ms. Umbridge ternyata tidak disukai oleh para murid, karena sejak kedatangannya banyak peraturan-peraturan aneh dan gak masuk akal yang dikeluarkannya, apalagi setelah Ms. Umbridge diangkat sebagai pengawas dan kemudian akhirnya sebagai kepala sekolah menggantikan Profesor Dumbledore (Michael Gambon). Ms. Umbridge melakukan interview terhadap sejumlah guru, dan yang gak memenuhi syarat dikeluarkan, seperti halnya Ms. Trelawney (Emma Thompson).

Merasa tidak mendapatkan ilmu yang diharapkan dalam pelajaran Dark Arts, Hermoine (Emma Watson) dan Ron Weasley (Ruppert Grint) membujuk Harry untuk memberi pelajaran dalam pertahanan Ilmu Hitam. Ternyata peminatnya banyak. Mereka belajar di ruang rahasia yang secara kebetulan ditemukan Neville Longbottom (Matthew Lewis). Untuk menyamarkan nama Dark Arts, disingkatlah jadi D. A. yang bisa berarti Dumbledore’s Army.

Ms. Umbridge curiga dan meminta sejumlah murid untuk bergabung dalam tim pengawas dengan iming-iming nilai tambah. Tapi, hal itu tidak menyurutkan semangat para D.A.

Selain urusan D. A, Harry mulai berani berdekatan dengan Cho Chang (Katie Leung)… Ehmm.. Ehmmm.. ternyata Harry udah gede…

Masih dihantui mimpi buruk, Harry ternyata dapat melihat kejadian buruk yang bakal menimpa orang-orang terdekatnya. Ternyata, akibat pertemuan terakhir, bertambah lagi kekuatan Voldemort yang tersalurkan ke Harry, yaitu bisa membaca pikiran. Maka, Harry pun harus belajar dengan Profesor Snape agar bisa mengunci pikirannya biar gak mudah dibaca sama Voldemort.

Buat yang udah baca buku Harry Potter, pastinya udah tau lah, ending-nya gimana. Dibanding dengan film-film terdahulu, durasi film yang ini lebih pendek. Yang pasti, cerita Harry Potter semakin ‘gelap’. Harry jarang banget senyum dan becanda. Untung ada Ron dan juga si Kembar Weasley yang bikin segar.

Melewati musim panas, keluarga Wilder menghabiskan liburan mereka di sebuah rumah pondok di sebuah pulau. Noah (Chris O’Neil) yang sempat malas-malasan dan Emma (Rhiannon Leigh Wryn) cukup antusias dengan liburan kali ini.

Ketika sedang bermain-main di tepi laut, Emma melihat sebuah kotak terapung di air. Ia minta Noah untuk mengambilnya. Mereka pun membuka kotak yang berbentuk aneh itu dan semakin heran dengan apa yang mereka lihat dalam kotak itu. Di dalam kotak itu ada sebuah lempeng kaca dengan garis-garis tidak beraturan berwarna hijau. Tapi, anehnya, ketika ibu mereka melihat kaca itu, di mata ibu mereka tidak lebih dari sebuah batu.

Mereka berdua menyembunyikan kotak itu di bawah tempat tidur. Tapi, di malam hari, Emma tidak bisa tidur. Ia mengambil kotak itu dan membukanya. Ternyata, ada benda-benda lain yang ada di dalam kotak itu, termasuk sebuah boneka kelinci, sebuah batu aneh dan sebuah kerang. Boneka kelinci itu bergumam dalam bahasa aneh yang ternyata dimengerti Emma. Boneka itu bilang namanya Mimzy. Noah dan Emma sempat berebut batu yang ada dalam kotak itu. Batu itupun terjatuh dan akhirnya pecah.

Sejak ada benda tersebut, mereka berdua merasakan sesuatu yang aneh dalam diri mereka. Misalnya, Noah bisa mendengar suara-suara yang tidak mungkin didengar oleh telinga biasa, seperti suara gerakan sayap kupu-kupu. Emma bisa memutar batu-batu aneh itu dan membuatnya melayang di udara.

Di sekolah, perubahan kemampuan Noah menarik perhatian guru science-nya, Larry (Rainn Wilson). Di bukunya, Noah menggambar symbol-simbol aneh, yang oleh tunangan Larry, Naomi (Kathyn Hahn), diartikan sebagai tanda anak yang punya kemampuan luar biasa.

Tapi, orang tua Noah dan Emma sama sekali tidak ingin anaknya jadi tidak ‘normal’. Apalagi, sampai ketidaknormalan mereka berdua membuat satu keluarga ini ditangkap oleh FBI. Karena pada satu malam, ketika Noah sedang bermain-main dengan temuannya itu, secara tidak sengaja terjadi getaran hebat yang mengakibatkan satu kota mati lampu. Departemen Pertahanan mencari tahu penyebab black out itu. Keluarga Wilder dibawa ke sebuah tempat untuk dilakukan penyelidikan yang lebih mendalam.

Tapi, sebenarnya, siapakah atau apakah Mimzy itu? Ternyata si kelinci imut ini datang dari ‘masa depan’. Di mana ilmuwan di masa depan melakukan sebuah penelitian tentang evolusi. Sebelum Mimzy yang ditemukan Emma ini, sudah ada Mimzy-Mimzy lain yang datang, tapi tidak ada yang pernah bisa kembali ke masa depan. Mimzy terakhir ini lah harapan dari masa depan.

Sebuah film keluarga bertema science-fiction yang sangat menarik. Gak perlu terlalu banyak makhluk aneh, tapi sangat memancing rasa ingin tahu.

Sam (Thomas Cavanagh) dan Gray (Heather Graham) adalah pasangan kakak-adik yang sangat kompak. Mereka tampil memukai sebagai pasangan tari, saling melengkapi kalimat masing-masing. Bagi orang yang gak kenal dengan mereka, akan mengira mereka adalah sepasang kekasih, bukan kakak-adik, karena serasi banget.

Karena merasa kaya’nya keadaan seperti itu udah gak baik untuk pergaulan sosial mereka, maka Gray dan Sam memutuskan untuk saling mencarikan pasangan. Gray mencari pasangan untuk Sam, dan Sam mencari pasangan untuk Gray.

Sebagai awal, Gray mengajak Sam ke sebuah taman, di sana banyak perempuan cantik yang sedang mengajak anjingnya jalan-jalan. Sebagai ‘penyamaran’, Gray dan Sam pun meminjam seekor anjing pada seorang anak kecil. Gray langsung menemukan sasaran tepat untuk Sam. Gray lalu menghampiri Charlie (Bridget Moynahan) yang juga sedang bermain dengan anjing.

Tanpa banyak basa-basi, Gray langsung menanyakan film kesukaan Charlie, makanan penutup kesukaan dan berbagai hal pribadi lainnya, sebelum akhirnya Gray meng-acc Sam untuk mendekati Charlie.

Akhirnya, sebagai awal, Sam mengajak Charlie untuk makan malam. Ternyata, dari hanya sekali kencan, Sam langsung tertarik dengan Charlie, bahkan langsung mengajak Charlie untuk menikah. Rencananya pernikahan akan dilangsungkan di Las Vegas.

Karuan aja, Gray kaget banget. Dia gak menyangka kalau semua akan terjadi secepat itu. Gray berusaha mencegah dengan alasan, mereka belum saling mengenal satu sama lain. Tapi, keputusan Sam tidak bisa diganggu gugat lagi.

Maka, mereka bertiga pun berangkat ke Las Vegas. Ternyata Sam sudah mempersiapkan segalanya, termasuk menyewa kamar hotel. Tapi, Gray justru ‘mengusir’ Sam. Karena ini adalah malam pengantin, dan waktunya calon pengantin untuk bersenang-senang.

Gray mengajak Charlie ke sebuah klab malam. Mereka berdua betul-betul bersenang-senang. Charlie pun pulang ke hotel dalam keadaan mabuk. Dan, malam itu, Gray menemukan sebuah fakta baru tentang dirinya… bahwa dirinya adalah seorang lesbian!! Dan, ia menyukai Charlie sama halnya seperti Sam menyukai Charlie.

Gray pun kalang kabut. Sekembalinya dari Las Vegas, Gray tidak bisa melupakan kejadian malam itu. Padahal Charlie bersikap sangat normal (karena dia kan mabuk, jadi gak inget apa-apa).

Dan, saat itu pun, sebenarnya, Gray masih gak percaya kalau ternyata dirinya lebih menyukai perempuan daripada laki-laki. Ia mencoba mengajak beberapa pria berkencan. Tapi, ternyata, tidak ada hasilnya.

Gray pun bingung, apakah dia harus cerita yang sebenarnya pada Sam?

Komedi romantis ini beda dari yang lain. Karena awalnya, gue pikir, tentang saling mencari jodoh, lalu si kakak gak terima kalo adiknya lebih dekat dengan perempuan lain. Tapi, ternyata… masalah di film ini lebih ‘rumit’ dari pada itu. Intinya mungkin, bisa gak kita nerima kekurangan diri kita sendiri, dan bisa gak orang terdekat kita untuk nerima hal itu juga?

Newer Posts Older Posts Home