Fairy Tale Endings Aren't What They Used To Be
Satu lagi film yang ‘melenceng’ dari aturan dongeng-dongeng. Ternyata untuk menjaga agar setiap dongeng berakhir dengan “… Dan mereka pun hidup bahagia selamanya.”, ada seorang penyihir yang bertugas untuk menjaga keseimbangan antara ‘good’ and ‘evil’. Jika tiba-tiba ada yang tidak seimbang dan lebih berat ke ‘evil’, maka semua akan kacau balau.
Dalam film ini, tokoh utamanya adalah Cinderella (a.ka. Ella). Seperti dongeng Cinderella yang kita kenal, Ella (Sarah Michelle Gellar) ‘diintimidasi’ oleh ibu tiri, Frida (Sigourney Weaver) dan kedua kakak tirinya. Ketika undangan pesta dansa yang digelar oleh Prince Charming, Ella tidak boleh ikut meskipun ia juga mendapat undangan.
Datanglah bantuan ibu tiri yang ternyata belum terlalu ahli dalam sihir-menyihir. Peraturan standard tetap berlaku, Ella harus kembali sebelum tengah malam.
Ketika pesta dansa sedang berlangsung, di puncak menara istana Prince Charming, dua asisten penyihir, Munk (Wallace Shawn) dan Mambo (Andy Dick), sedang bertugas menggantikan Penyihir (George Carlin) yang sedang berlibur ke Skotlandia. Meskipun keduanya kerap bertengkar, mereka tetap berusaha menjaga ‘keseimbangan’ yang sudah ditetapkan. Mereka harus terus memantau perkembangan dongeng di seluruh dunia, seperti melihat kapan Putri Tidur akan terbangun, Rapunzel yang menunggu datangnya Pangeran. Semua harus sesuai dengan porsinya.
Tapi, tetap saja, sifat iseng dan mau tahu mengalahkan ‘tugas’ yang sudah diberikan. Munk yang iri dengan Mambo yang ditugaskan oleh Penyihir sebagai ‘koordinator’, mencoba mengganggu Mambo. Akhirnya, tiba-tiba saja, semua kacau. Frida yang ketika itu sampai di istana untuk acara pesta dansa, secara tidak sengaja mendengar keributan itu dan segera mencari sumbernya.
Sampailah ia ke puncak menara, dan ia pun sadar kehidupan bahagia selamanya itu ada yang mengatur. Dan, sifat jahatnya keluar. Ia mengusir Munk dan Mambo dari istana dan menguasai peralatan yang ada di dalamnya. Frida mulai ‘mengacaukan’ semua dongeng. Kemarahannya makin timbul ketika melihat di bola Kristal, Ella dan Prince Charming akhirnya bersatu.
Di saat yang sama, Ella dan Prince Charming sedang berdansa. Dan tiba-tiba saja, sebelum tengah malam, Ella sudah kembali menjadi Upik Abu.
Frida juga memanggil semua penyihir jahat, raksasa dan monster untuk membantunya ‘melenyapkan’ Ella.
Di film ini, tokoh Prince Charming bukanlah tokoh yang dapat diandalkan. Prince Charming di sini adalah seorang pesolek, penakut dan konyol. Jauhlah dari tokoh Pangeran Impian yang gagah berani. Prince Charming punya asisten alias pembantu yang bertugas mencuci baju, menyemir sepatu, mencuci piring-piringnya, bernama Rick (Freddie Prinze Jr.).
Rick diam-diam menaruh hati pada Ella. Tapi, Ella terlalu sibuk bermimpi tentang Prince Charming. Bagi Ella, Prince Charming adalah pahlawan yang sesungguhnya, bukan Rick. Meskipun sebenernya, nih, Rick-lah yang pantas disebut 'Prince Charming'.
Munk dan Mambo, dibantu Ella dan Ricky, beserta 7 orang kerdil berusaha membereskan semua kekacauan akibat kesirikan Frida sebelum Penyihir kembali dari liburannya. 7 kurcaci ini punya rumah di bawah sebuah pohon rindang yang 'canggih' banget. Begitu Ella minta bantuan untuk melawan para tokoh jahat, mereka semua langsung bersiap dengan 'mesin-mesin' canggihnya... dan yang gak kalah canggih adalah peluru yang terbuat dari berlian!! Waduh... berlian koq dibuang-buang... hehehe
Dalam film ini, tokoh utamanya adalah Cinderella (a.ka. Ella). Seperti dongeng Cinderella yang kita kenal, Ella (Sarah Michelle Gellar) ‘diintimidasi’ oleh ibu tiri, Frida (Sigourney Weaver) dan kedua kakak tirinya. Ketika undangan pesta dansa yang digelar oleh Prince Charming, Ella tidak boleh ikut meskipun ia juga mendapat undangan.
Datanglah bantuan ibu tiri yang ternyata belum terlalu ahli dalam sihir-menyihir. Peraturan standard tetap berlaku, Ella harus kembali sebelum tengah malam.
Ketika pesta dansa sedang berlangsung, di puncak menara istana Prince Charming, dua asisten penyihir, Munk (Wallace Shawn) dan Mambo (Andy Dick), sedang bertugas menggantikan Penyihir (George Carlin) yang sedang berlibur ke Skotlandia. Meskipun keduanya kerap bertengkar, mereka tetap berusaha menjaga ‘keseimbangan’ yang sudah ditetapkan. Mereka harus terus memantau perkembangan dongeng di seluruh dunia, seperti melihat kapan Putri Tidur akan terbangun, Rapunzel yang menunggu datangnya Pangeran. Semua harus sesuai dengan porsinya.
Tapi, tetap saja, sifat iseng dan mau tahu mengalahkan ‘tugas’ yang sudah diberikan. Munk yang iri dengan Mambo yang ditugaskan oleh Penyihir sebagai ‘koordinator’, mencoba mengganggu Mambo. Akhirnya, tiba-tiba saja, semua kacau. Frida yang ketika itu sampai di istana untuk acara pesta dansa, secara tidak sengaja mendengar keributan itu dan segera mencari sumbernya.
Sampailah ia ke puncak menara, dan ia pun sadar kehidupan bahagia selamanya itu ada yang mengatur. Dan, sifat jahatnya keluar. Ia mengusir Munk dan Mambo dari istana dan menguasai peralatan yang ada di dalamnya. Frida mulai ‘mengacaukan’ semua dongeng. Kemarahannya makin timbul ketika melihat di bola Kristal, Ella dan Prince Charming akhirnya bersatu.
Di saat yang sama, Ella dan Prince Charming sedang berdansa. Dan tiba-tiba saja, sebelum tengah malam, Ella sudah kembali menjadi Upik Abu.
Frida juga memanggil semua penyihir jahat, raksasa dan monster untuk membantunya ‘melenyapkan’ Ella.
Di film ini, tokoh Prince Charming bukanlah tokoh yang dapat diandalkan. Prince Charming di sini adalah seorang pesolek, penakut dan konyol. Jauhlah dari tokoh Pangeran Impian yang gagah berani. Prince Charming punya asisten alias pembantu yang bertugas mencuci baju, menyemir sepatu, mencuci piring-piringnya, bernama Rick (Freddie Prinze Jr.).
Rick diam-diam menaruh hati pada Ella. Tapi, Ella terlalu sibuk bermimpi tentang Prince Charming. Bagi Ella, Prince Charming adalah pahlawan yang sesungguhnya, bukan Rick. Meskipun sebenernya, nih, Rick-lah yang pantas disebut 'Prince Charming'.
Munk dan Mambo, dibantu Ella dan Ricky, beserta 7 orang kerdil berusaha membereskan semua kekacauan akibat kesirikan Frida sebelum Penyihir kembali dari liburannya. 7 kurcaci ini punya rumah di bawah sebuah pohon rindang yang 'canggih' banget. Begitu Ella minta bantuan untuk melawan para tokoh jahat, mereka semua langsung bersiap dengan 'mesin-mesin' canggihnya... dan yang gak kalah canggih adalah peluru yang terbuat dari berlian!! Waduh... berlian koq dibuang-buang... hehehe
Cukup menghibur. Asyik juga kalo nonton atau baca dongeng yang agak ‘nyeleneh’ atau sedikit menyimpang, meskipun di film ini… tetap… “… and they lived happily ever after…”
Labels: Happily N’Ever After
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
seharusnya endingnya si ella mati atau sengsara yah hahaha (biar happily never after persis kaya judulnya)
Anonymous said...
1:06 PM, May 01, 2007
aku paling suka tuh yang si rumpelstiskin bawa-bawa bayi kemana2, hahahaha
untuk apa lagi tuh bayi dibawa-bawa, dah gitu bayinya tuh, suka ikut-ikutan nyengir usil gitu, hihihihihi
Duma said...
6:00 PM, May 01, 2007