Sebenernya film dengan ide seperti ini bukan suatu yang baru. Coba tonton ‘Freaky Friday’ atau ’13 Going on 30’, tokoh-tokohnya terbangun di pagi hari dan mendapati diri mereka ternyata bukan diri mereka yang sebenarnya. Atau bahkan, novel dari penulis Indonesia pun, tak luput dari ide serupa. Lihat aja Pretty Prita karya Andrei Aksana atau Tiga Venus-nya Clara Ng.
Sama dengan tokoh Nell (Samaire Armstrong) dan Woody (Kevin Zegers). Dua anak remaja, cowok dan cewek yang tinggal bersebelahan. Mereka saling bermusuhan karena selalu merasa terganggu satu sama lain. Nell, bukan cewek popular di sekolahnya, tapi, ia termasuk anak yang pintar. Ia berambisi untuk masuk ke Universitas Yale. Orang tuanya juga sangat terpelajar. Beda dengan Woody. Meskipun ia adalah cowok ganteng yang ngetop di sekolah, salah satu pemain football yang jadi andalan sekolahnya. Punya orang tua yang cuek. Bahkan mereka bilang, mungkin Woody adalah satu-satunya anggota keluarga yang pernah sekolah. Woody sedang menunggu pertandingan football yang akan sangat menentukan masa depannya.
Perseteruan Nell dan Woody gak hanya berlangsung di lingkungan rumah mereka, tapi juga sampai ke sekolah karena mereka kebetulan juga satu sekolah. Dalam sebuah kunjungan ke museum, mereka berdua dipasangkan dalam satu kelompok untuk mengerjakan tugas. Tapi, karena saling gak suka, mereka bertengkar di depan sebuah patung Aztec, yang ternyata ‘mendengar’ kata-kata mereka.
Keesokan harinya, mereka berdua sama-sama kaget ketika mendapati diri mereka ‘bertukar tempat’. Mereka sama-sama menyesuaikan diri dengan ‘tubuh’ baru mereka. Mereka harus mau saling membantu dan bekerja sama, karena masa depan mereka sama-sama dipertaruhkan. Kadang mereka juga suka egois, gak mau kalah.
Sama dengan tokoh Nell (Samaire Armstrong) dan Woody (Kevin Zegers). Dua anak remaja, cowok dan cewek yang tinggal bersebelahan. Mereka saling bermusuhan karena selalu merasa terganggu satu sama lain. Nell, bukan cewek popular di sekolahnya, tapi, ia termasuk anak yang pintar. Ia berambisi untuk masuk ke Universitas Yale. Orang tuanya juga sangat terpelajar. Beda dengan Woody. Meskipun ia adalah cowok ganteng yang ngetop di sekolah, salah satu pemain football yang jadi andalan sekolahnya. Punya orang tua yang cuek. Bahkan mereka bilang, mungkin Woody adalah satu-satunya anggota keluarga yang pernah sekolah. Woody sedang menunggu pertandingan football yang akan sangat menentukan masa depannya.
Perseteruan Nell dan Woody gak hanya berlangsung di lingkungan rumah mereka, tapi juga sampai ke sekolah karena mereka kebetulan juga satu sekolah. Dalam sebuah kunjungan ke museum, mereka berdua dipasangkan dalam satu kelompok untuk mengerjakan tugas. Tapi, karena saling gak suka, mereka bertengkar di depan sebuah patung Aztec, yang ternyata ‘mendengar’ kata-kata mereka.
Keesokan harinya, mereka berdua sama-sama kaget ketika mendapati diri mereka ‘bertukar tempat’. Mereka sama-sama menyesuaikan diri dengan ‘tubuh’ baru mereka. Mereka harus mau saling membantu dan bekerja sama, karena masa depan mereka sama-sama dipertaruhkan. Kadang mereka juga suka egois, gak mau kalah.
Gak ada yang tahu tentang 'pertukaran' mereka berdua. Sehingga sikap mereka berdua yang aneh membuat orang tua dan teman-teman dekat mereka heran.
Bagian-bagian yang menghibur, tentunya ada pas mereka sama-sama kaget dengan identitas baru mereka.
Interesting, but standard...
Labels: It’s a Boy Girl Thing
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment